Sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang pembangunannya cukup cepat dan massive, kini KEK Galang Batang sudah berhasil merealisasikan rencana pembangunannya senilai Rp 14 T dan akan mencapai Rp 36 T di tahun 2025.
Ekspor perdana Smelter Grade Alumina (SGA) KEK Galang Batang sebanyak 70 ribu ton dengan nilai 21 juta USD merupakan bagian dari target ekspor tahun pertama sebesar 1 juta ton/tahun dengan nilai ekspor 300 juta USD. Ekspor ini akan ditingkatkan sehingga pada tahun kedua target ekspor menjadi 2 juta ton/tahun dengan nilai ekspor sebesar 600 juta USD.
Baca Juga : UKM IKM Nusantara Jatim Ajarkan Teknik Foto Produk di Sekolah UMKM Sesi 7
"Saya harapkan langkah ekspor KEK Galang Batang ini dapat dijadikan contoh bagi KEK lain di tanah air," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual saat melepas ekspor perdana SGA KEK Galang Batang di Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, dari laman resmi Kementerian Koordinator Perekonomian Jumat (2/7).
KEK Galang Batang kedepannya diharapkan mampu memberikan dampak bagi perekonomian nasional melalui penurunan impor produk alumina karena sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Penggunaan tenaga lokal juga menjadi utama agar manfaat dari KEK dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Keberhasilan KEK tidak terlepas dari dukungan semua pihak, baik Pemerintah Pusat maupun Daerah. Pemda diharapkan dapat terus mendukung pengembangan KEK, khususnya terkait dengan perizinan daerah serta insentif pajak daerah dan retribusi daerah sesuai amanat UU Cipta Kerja.
Baca Juga : Raih Kesempatan Penghasilan Jutaan Rupiah Bersama INBISNIS
Dengan komitmen investasi dan realisasi pembangunan yang cepat, KEK Galang Batang akan fokus pada industri manufaktur modern, seperti industri hilirisasi bauksit, industri ringan, dan logistik modern yang ramah lingkungan dengan didukung lokasi geografis yang sangat baik untuk berintegrasi ke dalam rantai pasok industri global.
"Sekali lagi kita bangsa Indonesia menaruh harapan bahwa KEK mampu menjadi mesin pemulihan ekonomi nasional untuk bangkit dari dampak pandemi COVID-19 dan sekaligus menjadi instrumen pendorong daya saing Indonesia di tengah arah ekonomi global pasca krisis," pungkas Airlangga.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut secara luring dan daring antara lain Menteri Perindustrian; Gubernur Kepulauan Riau; Bupati Bintan; Para Pejabat Eselon I Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, dan Kementerian Investasi; Sekretaris Dewan Nasional KEK; Ketua I DPRD Provinsi Kepulauan Riau; Direktur Utama PT Bintan Alumina Indonesia; dan Para Pimpinan Instansi di Wilayah Kepulauan Riau.
(PTW/Redaksi)