Tak hanya hamil, gadis belia asal Mauponggo ini juga dipaksa harus meminum ramuan - ramuan aneh agar janin dalam kandungannya dapat segera digugurkan.
Bunga ketika ditemui media INBISNIS, Rabu (22/22/2021), menceritakan bahawa, Tarsius Dua (32) adalah otak dibalik nasib nahas yang menimpa Bunga. Dia adalah Paman yang telah dianggap Bunga sebagai ayahnya sendiri.
Saat Bunga didiagnosis Dokter mengidap penyakit kanker payudara ketika masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP), Tarsisiuslah yang paling peduli dengan keadaan Bunga.
Tarsisius tahu benar Status Bunga sebagai anak Yatim yang hanya tinggal berdua dengan ibunya di sebuah pondok sederhana dekat kampungnya.
Tarsisius sendiri dianggap sebagai bapak oleh Bunga karena terpaut masih dalam sebuah lingkaran keluarga dan satu rumah adat.
Itulah alasan mengapa banyak orang tidak menaruh curiga terhadap Tarsisius di rumah pondok itu termasuk Bunga yang telah menganggapnya seperti ayah kandungnya.
Kanker payudara menjadi awal dari bencana yang menimpa Bunga. Tarsisius dengan modus ingin membantu pengobatan bunga. Ia mengajak Bunga mendatangi salah seorang dukun di Boawae untuk meminta obat demi kesembuhan penyakit kanker payudara yang diderita Bunga.
Ketika Pulang, Tarsisius mulai merealisasikan niat bejatnya mungkin telah lama ia pendam dengan bermula mengajak Bunga Latihan sepeda motor hingga malam hari.
Bunga yang lugu, tak sedikitpun menaruh curiga atas Tarsius karena telah menganggapnya seperti ayah kandungnya sendiri.
Setelah latihan motor dan malam makin gelap pada sebuah tempat sepi Tarsisius melancarkan aksinya melorot celana Bunga dan memaksa menggagahinya.
Bunga yang lemah dan tak berdaya tidak bisa berbuat banyak, selain menitihkan air mata dan menangis pilu.
Setelah menggagahi Bunga Tarsisius kemudian mengancamnya, akan membunuhnya jika menceritakan kejadian nahas tersebut ke pihak lain.
Setelah kejadian pertama kala itu, Tarsisius terus melakukanya berkali-kali di rumah Bunga ketika rumah sedang sepi dan Ibunya sedang tidak berada di rumah hingga akhirnya Bunga hamil.
Setelah tersiar kabar bahwa Bunga sedang hamil, akhirnya Tarsisius panik dan memaksa Bunga untuk menggugurkan kandungannya, dengan memaksa bunga meminum berbagi racikan obat.
Namun, segala upaya tersebut tidak berhasil dan janinnya terus bertumbuh hingga kini usia kandungannya berumur 6 bulan lebih.
Kabar kehamilan Bunga membuat keluarganya terpukul dan shok. Pihak Keluarga melalui, Maksimilianus Bu'u, sepupu korban kemudian mengambil inisiatif melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Sektor (Polsek) Mauponggo.
Namun, Kata maksimilianus, 2 kali laporan yang ia layangkan pihak keluarga ke Polsek Mauponggo, masih ditanggapi dingin oleh pihak kepolisian.
Mewakili keluarga Korban, Bu'u brharap agar Polsek Mauponggo, bertindak tegas terhadap tindakan keji pelaku yang telah mencontreng nama baik keluarga dan tradisi adat dan budaya setempat.
"Kami berharap Polisi jangan main-main dengan kasus kami. Kami keluarga penuh harapan agar pelaku benar-benar dihukum Seberat-beratnya. Kami malu, kejadian ini, hampir terjadi secara turun temurun dari dia punya nenek sampai kedia, korbannya dari keluarga yang sama. Dia harus dihukum pake hukum positif supaya ada efek jera," Ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Mauponggo, Yakobus K. Sanam, menjelaskan bahwa kasus tersebut tengah didalami pihak Polsek Mauponggo dan akan ditangani secara serius.
"Kasus ini sedang kami tangani, sekarang masih dalam proses penyelidikan nanti dalam waktu dekat. Akan kita tingkatkan Statusnya dari penyelidikan ke penyidikan. Kita berupaya setelah Natal dan Tahun baru kasus ini kita gelar perkara. Ini kasus kemanusiaan saya akan serius tangani ini, " Ujar Kapolsek Mauponggo ketika di konfirmasi Kamis (23/22/2021).
(Petrus Wua Betu Tenda/Redaksi)