MoU tersebut berisikan tentang 'Teaching, Learning and Research in Marketing Indonesian Products'. Dalam kerja sama ini, mahasiswa UTS diwajibkan mengambil 6 satuan kredit semester (SKS) mata kuliah tentang "Indonesian Design Studio."
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyaksikan secara virtual penandatanganan Mou yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi dengan Wakil Rektor dan Wakil Presiden (Internasional) UTS Iain Watt, Selasa (15/6).
"Upaya menggandeng entitas pendidikan di Australia merupakan salah satu strategi yang dilakukan agar promosi produk Indonesia dapat lebih diterima. Hal ini mengingat UTS adalah salah satu universitas yang menempati peringkat 5 terbesar di Australia," ujar Jerry.
Menurut Jerry, mata kuliah 'Indonesian Design Studio' menjadi mata kuliah wajib yang harus diambil mahasiswa Fakultas Desain dan Fakultas Global Studies UTS. Selanjutnya, mahasiswa dari kedua fakultas tersebut akan terlibat dalam praktik kerja di kantor baru ITPC Sydney. Indonesia Design Studio merupakan program kolaborasi Kementerian Perdagangan dengan UTS untuk membuat 'sketsa windows display' pada ruang display ITPC Sydney. Mahasiswa juga diminta membuat kampanye produk-produk Indonesia.
Program ini akan melibatkan mahasiswa program desain atau bachelor of design yang meliputi desain produk, fesyen, tekstil, dan komunikasi visual. Menurut Wamendag Jerry, penandatanganan MoU ini adalah respons yang tepat menghadapi tantangan pandemi Covid-19.
"Ini adalah langkah strategis yang dilakukan Kementerian Perdagangan dalam memperkuat citra produk Indonesia di mata masyarakat Australia. Kerja sama yang kreatif antara kedua negara ini juga merupakan salah satu bentuk tindak lanjut dari Perjanjian Kemitraan Komprehensif Indonesia- Australia (Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/IA-CEPA). IACEPA membuka peluang bisnis dan meningkatkan ekspor ke Australia," kata Jerry.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengatakan, kerja sama ini dilakukan agar produk Indonesia dapat dikenal luas di kalangan mahasiswa dan staf pengajar universitas. Sebab, kalangan tersebut memiliki kekuatan “word of mouth” dalam menyebarkan informasi ke berbagai kalangan di Australia.
(PTW/Redaksi)