Jody mengatakan dalam membuka usaha miliknya dulu di tahun 2000, ia melihat pangsa pasar yaitu mahasiswa yang sulit untuk memakan steak. Pengusaha asal Yogyakarta ini bahkan rela untuk menjual motornya seharga 8,5 juta untuk dijadikan modal usaha pertama kali.
Baca Juga : Jokowi Salurkan Banpres Usaha Mikro Kepada 12,6 Juta Pemilik Usaha
"Jadi modal itu bukanlah segalanya, saya bukan chef, saya gak punya modal, tapi saya melihat ada pasar steak yang harganya murah. Dari situlah lahir Waroeng Steak & Shake," imbuhnya.
Tidak seperti kebanyakan bisnis yang menggunakan sistem franchise, dirinya lebih memilih untuk menggunakan sistem mitra kerja sama dalam membuka cabang-cabang yang ada di Indonesia.
"Saya itu membuka cabang dengan sistem mitra kerjasama, cabang pertama saya buka berjarak 300 meter dari tempat pertama saya buka. Alasannya karena biar orang tak perlu jauh-jauh untuk mencarinya. Alhamdulillah 3 bulan buka juga langsung ramai," tuturnya.
Baca Juga : Wujudkan Pemerataan, Pemerintah Gencar Bangun Infrastruktur di Papua dan Papua Barat
Dia menuturkan, usaha yang pertama kali dimulai dengan 2 karyawan ini, kini sudah berkembang dan memiliki ratusan kurang lebih 120 cabang yang tersebar di 22 kota di Indonesia.
Jody mengungkapkan hal tersebut dalam kegiatan Kraft Heinz Food Service Institute yang bekerja sama dengan detikcom.
(PTW/Redaksi)