Melalui usahanya bernama Plepah Indonesia, Rengkuh melibatkan petani pinang hingga masyarakat umum untuk memproduksi kemasan makanan ramah lingkungan. Di mana fokus utama Rengkuh menggantikan kemasan makanan styrofoam.
Baca Juga : Dari Hobi Kulineran, Pasangan Ini Sukses Kembangkan Bisnis Kuliner
Hingga kini dia mengungkap telah membantu meningkatkan pendapatan masyarakat yang terlibat dalam pengolahan pelepah pinang menjadi kemasan makanan sekali pakai, sebesar Rp 750 ribu hingga 1 juta per bulannya.
"Dampak langsung kepada masyarakat atau impact langsung, bahwa kami sudah bisa meningkatkan income masyarakat mulai dari Rp 750 ribu sampai Rp 1 juta. Tetapi kami tidak menggeser profesi mereka sebagai petani," ujar Rengkuh, dalam acara Festival Ide Bisnis detikcom, Sabtu (31/7).
Rengkuh bercerita bisnis kemasan makanan dari pelepah pinang itu dimulai pada Desember 2018. Saat itu dia berfokus membangun bisnisnya dengan melibatkan masyarakat di Sumatera khususnya Desa Teluk Kulbi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi dan Desa Mendis, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Dengan banyaknya petani pinang di sana, Rengkuh tidak hanya ingin membangun bisnis, tetapi ingin masyarakat di sana untuk ikut memproduksi bahkan memasarkan sendiri kemasan makanan sekali pakai itu. Agar masyarakat pedesaan itu bisa memberikan solusi kepada masyarakat kota akan kemasan ramah lingkungan.
"Kami melakukan pendampingan finansial, pendampingan knowledge untuk pengolahan, hingga pengolahan materialnya, agar nanti mereka mampu memasarkan produknya. Tentu dengan pendampingan kami juga," kata Rengkuh.
Rengkung mengungkap kemasan makanan yang diproduksi dari pelepah pinang ini mampu terurai oleh tanah dengan waktu 60 hari dan paling cepat 2 minggu.
(PTW/Redaksi)