Melalui merek Raja Ngemil, Nadin pemilik usaha basreng bisa menjual basreng hingga 1 ton per hari dengan 1.600 pesanan. Kini omzet per bulannya sudah mencapai Rp 600 juta.
"Saat viral di TikTok omzet langsung Rp 300 juta per bulan bahkan bisa naik Rp 600 juta. Tetapi itu omzet ya, kotor belum dikurangi laba dan modal," kata dia dilansir detikcom, Selasa (10/8).
Nadin yang hanya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan Farmasi itu mengatakan bisnis basreng ini baru berjalan setahun. Tepatnya dari Juni 2020, di mana saat itu dia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya sebagai admin di salah satu toko online.
Modal awal dari bisnis basreng hanya Rp 300 ribu dari sisa gaji dari pekerjaan sebelumnya. Nadin bercerita modal sebesar itu digunakan untuk membeli 20 kilogram (kg) bakso, gas, dan minyak
KLIK DI SINI UNTUK BERLIBUR BERSAMA LABAHO
"Modal itu untuk beli 10-20 kg bakso, gas, dan minyak. Kalau kompor pakai yang kecil aja di rumah yang ada," ujarnya.
Dengan modal itu, Nadin yang tinggal di Bojongsoang, Kabupaten Bandung ini menekuni bisnisnya dengan mengandalkan ilmu jualan online dari pekerjaan sebelumnya. Sementara, belajar membuat bisnis di marketplace dia hanya bermodalkan dari YouTube.
Selain, mengandalkan jualan di Instagram dan Shopee dia mengaku terus menggenjot bisnisnya dengan iklan-iklan di media sosial hingga endorse ke beberapa selebgram.
Kemudian, kesuksesan dari basreng asal Bandung ini melesat saat Nadin mengaku iseng membuat video di TikTok. Video itu berisi alur dia melakukan bisnisnya, dari membeli bakso, menggoreng basreng. Tetapi siapa sangka, video itu viral dan meningkatkan orderan basrengnya.
"Itu Februari 2021 kemarin aku iseng buat video di TikTok dari beli bakso sampai goreng basrengnya. Nggak disangka masuk FYP TikTok. Langsung orderan masuk 1.600 orderan," katanya.
Setelah viral di TikTok itu, ratusan hingga ribuan orderan mulai masuk tiap harinya. Nadin mengaku kini dia memiliki ratusan reseller dari seluruh Indonesia. Bahkan basreng Bandung ini sudah terbang hingga menembus pasar Taiwan.
(PTW/Redaksi)