Direktur utama PGN Haryo Yunianto mengatakan pihaknya akan bekerjasama terkait penyediaan fasilitas penyimpanan dan break bulking LNG di fasilitas Terminal LNG Bontang yang dioperasikan oleh Badak LNG dengan skema Terminal Use Agreement (TUA) atau skema lainnya.
"Kerjasama ini untuk mendukung kebutuhan penyimpanan dan break bulking LNG pada penyaluran LNG ke Small Land Based LNG Regasification di Cilacap," jelas Haryo dalam keterangannya, Minggu (15/8).
Fasilitas small land based LNG regasification di Cilacap akan dioperasikan untuk pemenuhan gas ke kilang RU IV Cilacap secara bertahap sampai dengan 111 MMSCFD selama 20 tahun. RU IV Cilacap menjadi salah satu potensi pasar LNG yang cukup besar dalam pengembangan pasar LNG di Jawa Tengah bagian selatan.
Selain itu, PGN dan Badak LNG juga telah menandatangani Nota Kesepahaman mengenai Kajian Bersama Bisnis LNG dan fasilitasnya. Dengan nota kesepahaman ini, kedua perusahaan akan menyusun kajian bersama yang meliputi penyediaan LNG Hub untuk memenuhi kebutuhan gas di Cilacap, Terminal LNG Teluk Lamong, smelter dan pasar global.
Peluang di era gas LNG dimanfaatkan oleh PGN untuk meningkatkan performa bisnis dan mendukung program-program strategis holding migas seperti dekarbonisasi dan efisiensi yang salah satunya melalui penyediaan LNG untuk Kilang Cilacap dan pembangunan Terminal LNG.
Di lingkup pasar domestik, bisnis LNG akan memiliki kontribusi besar melalui proyek konversi BBM ke LNG untuk pembangkit listrik PLN sesuai Kepmen 13/2020. Sedangkan untuk pasar luar negeri, perusahaan melakukan pendekatan dengan pemain LNG di negara-negara target.
PGN juga mulai melirik pasar global dengan melihat potensi di Jepang, Korea Selatan, Hongkong, China, negara Asia Tenggara, dan negara-negara Eropa sebagai negara target.
(PTW/Redaksi)