wrapper

Breaking News

Tuesday, 17 Aug 2021

Pandemi Jadi Inspirasi UMKM Ini Berinovasi

Ditulis Oleh 
Rate this item
(1 Vote)
Pemilik UMKM bakmi Yogyakarta

--------------------

INBISNIS.ID, YOGYAKARTA - Bagi sebagian orang, Yogyakarta merupakan kota yang mudah dirindukan, termasuk kuliner lokalnya. Salah satu sajian khas yang kerap dikangeni pecinta kuliner adalah bakmi Yogya atau dikenal juga dengan sebutan bakmi jowo.

Paduan mie bertekstur kenyal serta racikan bumbu dan kuah kaldu ayam yang gurih menjadikan bakmi Yogya digemari banyak orang. 

Kenikmatan sajian kuliner ditambah kerinduan terhadap Kota Yogyakarta menjadi inspirasi bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Bintari Saptanti untuk memproduksi Bakmi Sundoro. Bakmi ini merupakan bakmi Yogya pertama dan satu-satunya yang dijual dalam bentuk kemasan. 

“Kami bawakan bakmi Yogya langsung ke rumah pelanggan untuk mengobati kerinduan terhadap Kota Yogya,” ujar perempuan yang akrab disapa Tanti tersebut, dilansir kompas.com, Selasa (17/8).

'Sundoro' diambil dari nama kecil Sri Sultan Hamengkubuwono II, yaitu Raden Mas Sundoro. Tanti sendiri merupakan keturunan generasi keenam dari Raden Mas Sundoro.

Tanti menceritakan, semula Bakmi Sundoro berfokus pada bisnis food service dengan menghadirkan kedai serta booth bakmi Yogya di Kota Semarang dan sekitarnya pada 2019. 

Sementara itu, produksi bakmi kemasan dijadikan bisnis sampingan. Namun, saat pandemi menghantam pada Maret 2020, seluruh kedai dan booth terpaksa tutup. 

Tanti pun mengalihkan fokus ke bisnis sampingannya, yakni food manufacture dengan membuat bakmi Yogya dalam kemasan. Dijelaskan Tanti, bukan hal mudah untuk memproduksi bakmi Yogya dalam kemasan yang memiliki cita rasa seperti bakmi Yogya yang bisa disantap langsung di kedai. 

“Kami harus berinovasi, terutama dalam pemasakan,” kata Tanti.

Tanti menjelaskan, pandemi tidak hanya mengubah output produksi, tetapi juga metode pemasaran Bakmi Sundoro. 

“Sejak pandemi, saya jadi harus belajar memasarkan produk secara online. Padahal, saya termasuk emak-emak gagap teknologi (gaptek),” katanya.

Dengan bantuan sang anak, Tanti belajar memanfaatkan media sosial dan e-commerce, untuk memasarkan produknya. Perlahan, penjualan Bakmi Sundoro meningkat.

Tanti menjelaskan, teknologi digital berperan besar dalam membantu meningkatkan penjualan Bakmi Sundoro. Dalam satu bulan, Tanti kini bisa menjual lebih dari 25.000 bungkus Bakmi Sundoro dan mengantongi omzet hingga ratusan juta rupiah.

(PTW/Redaksi)

Dibaca 360 Kali

INBISNIS dibangun dalam rangka mendukung dunia usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia dan seluruh warga dunia.

Ikuti Kami