Padahal, komoditi ini sebelumnya tidak dilirik sebagai peluang usaha.
Salah satu daerah yang gencar dalam mengembangkan tanaman porang adalah Sulawesi Selatan (Sulsel). Tanaman ini menjadi populer karena nilai ekonomi yang dimilikinya cukup tinggi.
"Tanaman porang sangat bermanfaat, namun sebagian masyarakat belum familiar dengan jenis tanaman ini. Padahal porang ini banyak diminati China dan Jepang. Makanan yang low karbohidrat, sehingga sangat bagus untuk penderita diabetes," ujar Ketua Penggerak PKK Sulawesi Selatan, Lies F Nurdin, dikutip Tribun Timur, Senin (6/9).
Porang di Sulsel sentranya ada di sepuluh kabupaten diantaranya Bone, Soppeng, Wajo, Pinrang, Sidrap dan hampir semua daerah di Luwu, Sinjai dan Bulukumba.
Menurutnya, banyak petani yang telah tertarik untuk menanam porang.
"Harga porang cukup kompetitif. Saat ini sekitar Rp 9 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram. Jika populasinya dalam satu hektare, 40 ribu dan satu tanaman menghasilkan 2 kilogram, maka hasilnya Rp 720 juta diperoleh dalam delapan bulan," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Aneka Kacang dan Umbi Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Amiruddin Pohan mengatakan, tanaman porang sebenarnya sudah bertahun-tahun di tanam masyarakat tapi baru kali ini pemerintah hadir untuk meningkatkan produksi karena pasar sudah jelas.
“Porang memiliki potensi sebagai tanaman ekspor, yang sampai saat ini bahan bakunya masih sangat kurang. Keran ekspor terhadap porang terbuka lebar saat ini. Untuk sementara, yang diekspor itu berbentuk chips dan tepung. Karenanya kami berharap komoditi ini menjadi sumber ekonomi baru bagi petani. Khususnya di Sulsel,” kata Amiruddin.
(PTW/Redaksi)