"Festival padi ini merupakan cara kami memberikan dukungan di sektor pertanian. Sektor pertanian adalah penyumbang perekonomian Banyuwangi terbesar saat ini, dengan kontribusinya sekitar 30 persen," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, Senin (20/9).
Dalam perhelatan tersebut dtampilkan ritual adat masyarakat agraris di Banyuwangi. Pertunjukkan seperti tari Dewi Sri, tradisi kebo-keboan, hingga tari Gandrung Galengan (pematang sawah).
Ritual-ritual tersebut belatar lahan dusun yang mencapai 3 hektar yang dibubuhi dengan fasilitas jogging track. Hal ini membuat tampilan dari festival makin menarik dipandang. Sebelumnya, Desa Banjar sudah dikenal sudah dikenal sebagai lokasi penggemar sepeda dan kerap menjadi spot foto.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Arief Setyawan mengungkapkan pagelaran festival tersebut akan memberikan edukasi kepada anak muda terkait bagaimana cara yang benar dalam budi daya padi.
"Festival ini sebagai konsistensi kami mempertahankan prestasi Banyuwangi dalam lumbung padi nasional. Selain itu, lokasi festival di Desa Banjar ini menjadi destinasi wisata baru di Banyuwangi," imbuh Arief.
Arif menambahkan Dinas Pertanian dan Pangan juga akan terus melakukan pendampingan, khususnya terkait pertanian organik di Banyuwangi.
Sumber : Antara
(PTW/Redaksi)