wrapper

Breaking News

Tuesday, 04 Jan 2022

Saat Pandemi Covid 19, Usaha Rotan Sintetis di Denpasar Laku Terjual

Ditulis Oleh 
Rate this item
(1 Vote)
Keterangan Foto: Pak Kohir, pengusaha Rotan

--------------------

INBISNIS.ID-DENPASAR, Perkembangan ekonomi yang secara perlahan seakan mulai pulih kembali namun dikejutkan oleh varian baru dari benua Afrika dengan nama Omicron. Virus Omicron model baru ini jelas-jelas akan memberikan dampak yang makin buruk bagi perkembangan dunia pariwisata di Pulau Bali, dan akan semakin banyak usaha yang harus gulung tikar juga banyak pula yang akan kehilangan pekerjaan akibat Pandemi Covid-19 yang tak kunjung reda.

Usaha Indonesia Rotan yang terletak di Jalan Mertasari No. 97, Denpasar merupakan salah satu dari sekian banyak usaha yang merasakan dampaknya meskipun masih bisa bertahan ditengah Pandemi Covid-19 dengan berbagai permasalahannya.

Informasi yang diperoleh media Inbisnis.id, pada Selasa (4/1/2022), Pengusaha yang bernama Kohir mengaku ia mulai buka usaha sejak tahun 2007. Sebelum pandemi usaha Rotan yang ia lakoni cukup rameh pembeli, namun setelah adanya covid 19 usahanya mulai kehilangan pendapatan.

“Awal saya dirikan Indonesia Rotan tahun 2007 karena peluangnya waktu itu sangat bagus, banyak sekali permintaannya terutama rotan sintetis sehingga meskipun dengan modal yang pas-pasan saya putuskan untuk resign dan memulai usaha sendiri," ujar Kohir.

Diungkapkan Kohir, sejak 14 tahun yang lalu ia mengerjakan berbagai kerajinan tangan berbahan dasar rotan baik yang alami maupun yang bukan alami.

"Sejak 14 tahun lalu saya bekerja berbagai kerajinan tangan yang berbahan Rotan, baik yang alami maupun yang bukan alami," tuturnya.

Namun demikian, meskipun sepi karena covid 19, dirinya tetap semangat dan fokus menjual rotan sintesis lantaran perputaran uangnya tetap stabil.

“Lebih menguntungkan mengerjakan rotan sintetis, perputaran uangnya lebih cepat, prosesnya mudah, dan cepat. Sedangkan rotan kayu (alami) banyak proses bolak balik, setelah selesai anyam harus ada finishing, harus quality control dan sebagainya. Untuk penjualan pun sudah susah karena harganya lebih mahal,” kata Kohir.

Kohir mengaku, ia sangat sulit membangun usaha dimasa Pandemi Covid-19 apalagi bukan barang primer ataupun sekunder, ia sampai harus memberhentikan sementara karyawannya dan bekerja seorang diri.

“Karyawan lima orang terpaksa harus saya berhentikan sementara karena sepi order, kalau untuk barang stock dan perbaikan-perbaikan masih bisa saya kerjakan sendiri seperti yang terlihat ini hanya perbaikan aja untuk dikirim ke Labuan Bajo," tutup Kohir.

(Herman sadipun/Redaksi) 

 

 

Dibaca 285 Kali Terakhir disunting pada Tuesday, 04 January 2022 15:47

INBISNIS dibangun dalam rangka mendukung dunia usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia dan seluruh warga dunia.

Ikuti Kami