Salah satunya provinsi Bali yang menggantungkan perekonomiannya dari pariwisata, praktis terjun bebas dan hal pendapatan. Bali menjadi provinsi paling merana perekonomiannya karena pertumbuhan ekonominya -12,28% hampir 3 kali lipa rata-rata nasional.
Pengusaha-pengusaha dibali terpaksa harus memutar otak, agar tetap bisa eksis di tengah pandemi covid-19 seperti ini, termasuk pengusaha-pengusaha kecil atau UMKM, seperti yang terlihat di Jalan Puputan Renon, Denpasar.
Terpantau pada kamis (11/02), bahu jalan disulap bagaikan bazzar UMKM. Bagaimana tidak, berbagai jenis pedagang yang memamerkan produknya dengan mobil menawarkan berbagai macam jenis prodak disana. Ada yang berjualan tissu dengan harga miring, buah-buahan, alat musik hingga tanaman hias.
“Ya mau bagaimana, kalau diam di toko ya gabakal laku dagangannya, kita yang harus jemput bola. Ya seperti ini lah caranya. Kalau menghandalkan toko yang sudah ada, sepi, ya kita jual murah saja disini, biar muter saja uangnya” ujar Yanti seorang pedagang tanaman yang temui inBISNIS.
Dikatakan lebih lanjut, yanti bukan seorang diri disana, memang sebelumnya sekitar tahun lalu telah berjamuran dagang-dagang bermobil yang menjual tissue dengan harga murah yang lebih dulu melapak. Untuk biaya tempat, memang dikatan tidak ada membayar, akan tetapi dirinya hanya menghaturkan dana punia kepada Desa adat setempat.
Reporter: Gerry
Editor: Brina