Video tersebut viral di media sosial dan diunggah oleh banyak akun, termasuk akun Instagram resmi milik Gus Miftah. Sepasang pengantin itu mencuri perhatian publik dan banyak orang memuji aksi mereka karena dinilai kreatif.
Setelah ditelusuri, sepasang pengantin tersebut merupakan Titin Rachmatul Ummah, 23 asal Simo, Boyolali dan Angga Hayu Joko Siswoyo, 26, dari Polanharjo, Klaten. Awalnya, mereka ingin menikah seperti pada umumnya, yakni menggelar akad nikah dan resepsi di rumah. Akan tetapi, karena ada PPKM Darurat dan ada aturan tidak boleh ada resepsi pernikahan akhirnya mereka memutuskan untuk menggelar pernikahan di bus.
Baca Juga : Koster : Arak Campur Kopi Jadi Ramuan Sehat Hadapi Pandemi
Padahal mereka juga telah menyebar undangan pernikahan ke sanak saudara maupun teman-temannya. Hal tersebut terpaksa ia batalkan untuk mematuhi peraturan pemerintah di masa PPKM Darurat.
“Dari rencana kita sudah mau nikah dan resepsi sebenarnya (di rumah) tapi mengingat surat edaran yang tidak memperbolehkan hajatan resepsi yang menimbulkan kerumunan maka undangan yang sudah tersebar kami cancel," tulisnya, dilansir Solo Pos, Rabu (14/7)
Saat PPKM Darurat, pasangan pengantin ini juga takut melakukan ijab kabul di rumah, karena takut adanya kerumunan datang dari sekitar rumah. Dia menuturkan bahwa akad nikah di KUA juga tak mungkin dilakukan. Akhirnya, pasangan pengantin ini memilih menikah di bus dengan rute Kartasura – Bawen pulang pergi.
“Lalu opsi terakhir kita pilih WOB atau wedding on the bus yang acaranya simpel tapi masih bisa atur pasrah tampi dan sungkeman dengan tidak melanggar peraturan, hanya keluarga inti saja yang datang,” ungkap dia.
Baca Juga : Positif Covid-19, Gubernur-Wakil Gubernur Sulteng Jalankan Pemerintahan Secara Virtual
Pada kesempatan itu, ia juga mengaku bahagia pihak KUA juga mau untuk melangsungkan pernikahan mereka di bus.
“Pihak KUA mau karena kami jemput dulu di KUA Sambi. Kemudian arah ke Simo untuk proses ijab kabulnya. Setelah dinyatakan sah kami dan team berputar arah di Pom Bensin Simo menuju KUA Sambi untuk menurunkan bapak naip atau wali yang mewakilkan,” kata Titin.
Setelah akad nikah berjalan lancar di bus, kemudian bus masuk ke jalan Tol Solo – Semarang lewat gerbang tol Kartasura.
“Kemudian kami menuju pintu tol Kartasura untuk melakukan prosesi atur pasrah dan tampi serta sungkeman. Sesampainya di rest area Salatiga kami berhenti sejenak untuk mengambil foto secara bergantian. Dan itu hanya keluarga inti saja. Lalu kami memutar balik di pintu tol Bawen,” tambah dia.
Ia mengaku pernikahan unik yang dilakukan di bus ini mempunyai kesan tersendiri bagi Titin dan suami.
(PTW/Redaksi)