Acara malam itu dibuka langsung oleh owner cafe, Ammar Abd.Halil tepatnya pukul 22.00 WIT dengan menghadirkan beberapa musisi lokal termasuk group musik akustik juga seorang pengamat musik dan pegiat sosial Asgar Saleh.
Lantunan “Aku bukan Pintu” mengawali acara yang dinyanyikan dengan apik bergenre akustik oleh sekelompok anak muda yang tergabung dalam Hibabinustik.
“aku ini bukan pintu .....yang selalu kau buka kau tutup......aku ini manusia yang punya batas perasaan..”
Lagu berjudul Aku Bukan Pintu menurut Loela sengaja diciptakan atas permintaan seorang istri dari produsernya, karena setiap hari pulang larut malam dan istrinya selalu membukakan pintu untuknya, saat ditanya seorang pengunjung riwayat terciptanya lagu tersebut.
Sementara itu, saat memberikan sambutannya Ammar Abd. Halil mengatakan acara ini sengaja bertemakan Marasai (Musik dan Syair) Live tribute for Loela Drakel, namun yang berbeda pada malam ini adalah selain Olah Suara juga Olah Pikir, karena sementara berlangsung partai final domeno academik yang diikuti oleh para dosen Universitas Khairun.
(Loela Drakel Menghibur Pengunjung Cafe dapur A2W)
Setelah melantunkan beberapa lagu oleh Hibabinustik dan Loela Drakel sendiri dengan lagu-lagu hitnya, Asgar Saleh sebagai pemerhati musik ditodong untuk memberikan statementnya terhadap lagu-lagu yang telah diciptakan Loela.
Asgar mengatakan bahwa Sepanjang karir bermusik, tak kurang dari 300 Album dibuat Loela. Sebagian besar dari album itu berisi lagu ciptaannya sendiri. Bisa dikata, dirinya telah menciptakan lebih dari 2000 lagu berbagai genre. Mulai dari pop hingga dangdut. Salah satu lagu dangdutnya yang lumayan hits berjudul Maimunah. Banyaknya lagu yang diciptakan membuat Loela kadang lupa lirik lagu-lagunya sendiri. Saat mau bernyanyi, kita mesti memberi beberapa lirik pengingat.
“Album terlaris dalam karirnya bertitel Anggur Merah 2. Hingga kini, “Anggur Merah” telah mencapai enam album. Inspirasi lagu ini datang dari kisah cinta lewat pandangan pertama Loela pada seorang perempuan yang duduk di pojokan sebuah café tempatnya manggung. Mereka sempat berkenalan. Loela langsung jatuh cinta namun sejak malam itu, sosok perempuan yang “merebut” hatinya raib tanpa jejak”, jelas Asgar.
(Ajang Grand Final Olah pikir di cafe dapur A2W)
Sedangkan, Jurnalis INBISNIS.ID mendapatkan kesempatan untuk bertemu langsung dengan Loela sendiri sebelum manggung, dan mengatakan bahwa di usianya yang sudah berkepala enam ini, tapi kalau untuk nyanyi dan manggung minta berapa lagupun dia sanggup untuk penuhi, mungkin karena tujuannya untuk menghibur orang banyak, jadi sering didoakan katanya.
https://inbisnis.co.id/produk/detail/spartan-105653#.YdPGA53ZkZ0.whatsapp
Dengan gaya khasnya, penyanyi kelahiran 12 September 1958, selalu menyapa pengunjung di setiap konsernya dengan harapan ada request lagu-lagu yang telah diciptakannya.
Malam itu request datang dari seorang pengunjung bernama Alfian untuk membawakan lagu Angrek Hitam, dan sebelum dilatunkan, Loela menceriterakn pengalamannya bahwa lewat lagu ini, dia menemukan cinta. Lagu “Anggrek Hitam” diciptakan dan dinyanyikan untuk seorang perempuan Papua yang Ia nikahi.
“Saya perlu bersyukur, karena lagu ini membuat nyawa saya tertolong disaat terjebak di daerah yang dikuasai Tentara Papua Merdeka. Di bawah todongan puluhan senjata api dan panah, Saya dikenali oleh komandan TPM. Saat itu mereka perlakukan saya sebagai sosok yang istimewa karena telah mengangkat harkat perempuan Papua”, tuturnya.
Malam semakin larut, pengunjung dapur A2W semakin terhanyut dengan lantunan lagu-lagu syahdu Loela, sementara dipojok cafe dua pasangan partai final yang asyik berjibaku dengan hentakan batu domeno sambil dengar musik menjadikan suasana sangat menarik, dan akhirnya partai final itu diunggulkan pasangan “Anto dobol anam dan Rahmad Rai-rai”.
( Anto Hoda / FF )