Semakin tinggi jumlah penduduk tentu akan berbanding lurus terhadap volume sampah konsumsi rumah tangga dan industri yang ada di Desa Baktiseraga.
Proses pembuatan pupuk kompos
Untuk mengatasi permasalahan sampah, Desa Baktiseraga telah membentuk sistem pembuangan sampah dengan pemilahan antara sampah organik, non organik dan residu. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dibuat sesuai dengan kategori, yaitu TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk sampah organik, TPS Transisi sebagai pusat pemilahan dan Bank Sampah untuk sampah plastik.
Ditemui INBISNIS, salah satu penjaga TPS Transisi, Putu Widiarsa mengatakan seluruh sampah yang masuk ke TPS Transisi dikelola oleh masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Terkait sampah dikelola oleh BUMDes. Untuk TPS Transisi sendiri dikelola 18 orang. Masing-masing kerjanya bergantian. Misalnya setengah (9 orang) hari ini, setengah besoknya," kata Widiarsa, Sabtu (26/6).
Kebun sayur yang dikelola TPS 3R
Pria yang akrab disapa Tu Adi ini menuturkan, TPS Transisi dikembangkan sejak satu tahun lalu dengan konsep TPS bukan merupakan tempat yang kumuh.
"TPS kan selama ini dianggap tempat yang kotor, tapi bagaimana sekarang dikembangkan agar tidak seperti itu. Sampah yang datang dipilah oleh para pengelola, setelah itu, sampah organik dibawa ke TPS 3R, sampah plastik ke bank sampah dan sisanya residu dibersihkan dan dimasukkan ke bak yang akan dibawa besok paginya ke TPA Bengkala, sehingga TPS ini jauh dari kata kumuh," tuturnya.
Dari pantauan INBISNIS, pada TPS Transisi terdapat tanaman sayur-sayuran yang ditanam dengan metode pertanian modern.
TPS transisi
Ditemui dalam kesempatan yang sama, pengelola TPS 3R, Putu Bangkit Purnama menyebut, TPS 3R Desa Baktiseraga menjadi tempat pengolahan sampah organik pertama di Buleleng yang dikelola desa.
"Di Buleleng, baru di sini (Baktiseraga) yang ada. Nanti outputnya akan menjadi pupuk kompos dan pupuk cair," ujar Bangkit.
Dirinya mengaku bangga dengan pencapaian dan pengembangan yang dilakukan Desa Baktiseraga.
"Saya sangat bangga dengan ini, ditambah diseberang TPS 3R dibuat kebun sayur yang berkonsep pertanian di tengah kota. Hasil pupuk kompos akan dijual, begitu pula dengan sayuran hasil kebun," sebutnya.
Pemuda asal Banjar Dinas Galiran ini mengatakan, produk pertanian hasil TPS 3R ini selalu laris diserbu pembeli.
"Hasil panen selalu laku dibeli, setiap hari dipetik dan dipasarkan di depan TPS. Ada juga pembeli yang langsung memetik," tandasnya.
(PTW/Redaksi)