Setiap tahunnya, jika menjelang 17 Agustus, ruas-ruas di protokol jalan akan dipenuhi pedagang musiman yang menjual bendera merah putih.
Namun, ada yang sedikit berbeda pada tahun 2021 kali ini, sejak virus Covid-19 masuk ke Indonesia dan mempengaruhi berbagai sektor. Tidak terkecuali pedagang bendera bambang asli Garut berusia 44 tahun yang berjualan bendera Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat tepat di Jalan Yos Sudarso merasakan dampak dari Covid-19 ini.
Bambang sudah berjualan bendera dan sejenisnya selama 2 tahun. Penjual musiman ini memilih berjualan bendera sebagai sampingan karena pendapatan yang terbilang lumayan.
Bambang mengaku penjualannya turun hingga 75 persen. Stok bendera yang dipesannya ikut berkurang beriringan dengan produksi pabrik yang juga dikurangi akibat dari pandemi Covid-19. Sebelum pandemi Bamban bisa mendapat omset 2 juta dalam 3 hari, sekarang saat pandemi, Bambang hanya mampu menjual 10 dari 100 bendera yang dijualnya.
"Alhamdulillah, karena saya tinggal sendiri, masih cukup untuk diri sendiri, meski ada yang dibantu sama anak juga," ujar Bambang saat ditemui INBISNIS (4/8).
Bendera yang dijual beragam harganya mulai dari 10 ribu, hingga 500 ribu rupiah.
Bambang yang sudah berjualan bertahun-tahun sangat merasakan perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya. Ia mengandalkan penjualan bendera untuk menghidupi dirinya. Stok bendera yang dimilikinya juga stok lama karena penjualan yang menurun hingga 50 persen. Tidak heran lagi bagi Bambang jika dalam satu hari kurang lebih 10 orang yang sudah beli barang dagangannya.
Ia berharap, pandemi segera berakhir, agar perekonomian dan daya beli masyarakat Indonesia kembali meningkat.
(Amatus Rahakbauw/SBN)