Kegiatan dipimpin oleh Hasbullah Furuada selaku Wakil Bupati Kaimana yang dihadiri sekitar 20 orang.
Kakesbangpol menyampaikan bahwa, dalam rangka mengantisipasi situasi yang berkembang di wilayah Kabupaten Kaimana, maka dalam kesempatan kali ini pihaknya melakukan pertemuan untuk pembahasan terkait isu-isu aktual yang berkembang baik secara nasional maupun daerah.
Menyikapi perkembangan yang beredar di masyarakat, bahwa masyarakat masih banyak yang takut terkait pencanangan vaksin Covid-19 karena masih ragu akan efektivitasnya.
“Adapun persoalan di kampung-kampung yang saat ini dikhawatirkan adalah terkait dana kampung yang bisa menimbulkan perselisihan, yang dapat mengganggu berjalannya program pembangunan pemerintah, penggunaan dana kampung, di mana banyak indikasi dan pelaporan adanya penyelewengan sehingga ada tuntutan pergantian Kepala Kampung,” kata Wabub Hasbullah Furuada.
Selanjutnya, terkait perkembangan covid-19, kaposda BIN Kaimana menyampaikan bahwa kegiatan HUT kemerdekaan RI dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Perlu persiapan yang matang dalam penyambutan HUT ke–76 RI Tahun 2021, karena kita mengetahui saat ini masih dalam situasi Pandemi Covid-19,” ujar Daryono.
“Covid-19 berdampak pada seluruh aspek kehidupan terutama sosial dan ekonomi yang diperburuk dengan banyaknya hoax yang mempengaruhi opini masyarakat sehingga penanganan Pandemi Covid-19 di wilayah perlu dipercepat,” tambahnya.
Selanjutnya, bantuan sosial yang bersumber APBD harus dipercepat karena hal tersebut merupakan hal penting dalam penanganan dampak pandemi covid-19.
Kemudian Juru Bicara Satgas covid-19 Kabupaten Kaimana Franky, mengungkapkan bahwa kurangnya tenaga medis yang menangani pasien, tercatat 135 kasus aktif di Kabupaten Kaimana.
“Untuk penanganan pasien covid-19 yang dirawat di Isolasi RSUD adalah pasien yang sudah mengalami gangguan kesehatan yang sangat berat akibat covid-19, tidak semua pasien positif covid-19 dirawat dalam ruang isolasi. Sedangkan pasien yang mengalami gejala awal maupun ringan kita melakukan isolasi mandiri dengan pengawasan Nakes,” kata Franky.
“Kita akui bahwa Nakes di Kaimana sangatlah kurang untuk mengawasi pasien yang melakukan isoman, kami mungkin menyarankan agar kedepannya para perangkat desa ataupun kampung dari RT/RW bisa berpartisipasi untuk menangani dan membantu penanganan pasien yang melakukan isoman di daerah masing-masing,” tambahnya.
(Amatus Rahakbaw/SBN)