wrapper

Breaking News

Friday, 17 Sep 2021

Selain Covid-19, Dunia Juga Tengah Perang dengan Virus HIV

Ditulis Oleh 
Rate this item
(1 Vote)
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Otto Parorongan

--------------------

INBISNIS.ID, FAKFAK - Setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia (HAS) atau lebih dikenal dengan Hari AIDS Internasional.

Peringatan tersebut bertujuan untuk selalu mengingat yang sudah meninggal akibat AIDS serta untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV.

Tema HAS pada tahun 2021 ialah “Solidaritas Global Kunci Utama Lawan Wabah!” yang bertujuan untuk memberikan dukungan dan perlindungan kepada tenaga medis, agar tetap memberikan pelayanan pengobatan pada penderita HIV/AIDS disaat wabah pandemi COVID-19. Pelayanan difokuskan pada kelompok rentan yang sudah berisiko serta memperluas cakupan pada anak-anak dan remaja.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Otto Parorongan mengatakan bahwa virus covid-19 saat ini memang tengah menjadi sorotan utama, akan tetapi di sisi lain dunia juga masih berjuang melawan virus yang mematikan lainnya, yaitu HIV.

“Sebuah studi yang dilakukan oleh Program bersama PBB untuk penanganan AIDS (UNAIDS) menyebutkan bahwa, tindakan lockdown akibat pandemi COVID-19 telah menghambat upaya penanganan infeksi HIV/AIDS khususnya bagi wanita dan anak perempuan secara global. Studi tersebut juga menyebutkan bahwa dampak pandemi, perhatian dan sumber daya pemerintah turut bergeser dalam melindungi populasi yang rentan terkena HIV/AIDS,” ujar Otto saat diwawancarai melalui telepon (16/9/2021).

Lanjut Otto, masa pandemi seperti sekarang ini memang berisiko tinggi terhadap orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA). Dampak yang paling terasa adalah pengobatan terhadap ODHA, terkait distribusi dan ketersediaan obat antiretroviral (ARV). Selain itu juga, ODHA merupakan kelompok yang lebih rentan terinfeksi virus corona. Sebuah analisis dari data di Afrika Selatan menunjukkan bahwa ODHA memiliki kemungkinan 2,75 kali lebih besar untuk meninggal jika terinfeksi virus corona dibandingkan pasien tanpa penyakit penyerta (komorbiditas). Peluang ini dimiliki terlepas dari apakah mereka mengkonsumsi obat ARV atau tidak.

ODHA yang menjalani terapi ARV harus mengkonsumsi obat tersebut setiap hari. Jika tidak, tubuhnya bisa saja mengalami resisten dan memerlukan pembiasaan lagi pada jenis ARV lain. Bahkan, ARV bisa tidak berfungsi dalam beberapa kasus tertentu.

“Sebagai tambahan ada beberapa poin yang juga perlu diperhatikan bagi teman-teman ODHA, antara lain tidur minimal 8 jam sehari atau sesuaikan dengan kebutuhan tidur sesuai usia. Stok obat setidaknya untuk 30 hari (konsultasikan lebih lanjut dengan dokter di layanan kesehatan Anda), pastikan pasokan obat-obatan yang memadai untuk mengobati infeksi/penyakit lainnya.

(Amatus Rahakbauw/SBN)

Dibaca 252 Kali

INBISNIS dibangun dalam rangka mendukung dunia usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia dan seluruh warga dunia.

Ikuti Kami