Dikutip dari Global Times, sang pria merupakan seorang mahasiswa, sedangkan wanitanya seorang perawat. Gugatan cerai sendiri pertama kali diajukan oleh sang suami sesaat setelah keduanya menikah.
Sang pria mengklaim bahwa dirinya sebelumnya pernikahan sebenarnya sudah putus dengan pasangannya itu. Namun sang wanita tak terima dan terus menghujaninya dengan mengirimkan pesan teks yang melecehkan pria tersebut. Pesan-pesan teks itu yang memicu sang pria untuk membuat keputusan yang tergesa-gesa tanpa berpikir panjang.
Di sisi lain, sang wanita menuntut uang ganti rugi sebesar Rp 662 juta dari suaminya. Dia menuduh suaminya itu sengaja mengkhianati pernikahan mereka.
Keduanya kemudian sama-sama mengajukan gugatan cerai ke pengadilan. Pihak pengadilan sendiri menyebut bahwa sang suami gagal membuktikan bahwa hubungan keduanya telah hancur, sehingga pihak pengadilan pun tidak mengabulkan permohonan cerai mereka.
Insiden ini kemudian memicu kontroversi di antara para warganet. Salah seorang netizen memberikan komentar di platform media sosial China, Weibo yang mengatakan bahwa pernikahan harus dihormati, bukan diperlakukan seperti permainan.
(PTW/Redaksi)