wrapper

Breaking News

Thursday, 14 Oct 2021

Fenomena Remaja ‘Ngelem’ di Ternate, Kadis Kesehatan Sarankan untuk Direhabilitasi

Ditulis Oleh 
Rate this item
(0 votes)
Ilustrasi remaja ngelem/Istimewa

--------------------

INBISNIS.ID, TERNATE - Menanggapi maraknya kasus “ngelem” aica aibon yang melanda remaja dan anak-anak di Kota Ternate, merupakan fenomena sosial yang harus ditanggapi serius oleh pemerintah kota, tokoh masyarakat, pemuka agama, guru dan terutama orang tua. 

Banyak remaja di kota ini salah gunakan fungsi dari perekat serbaguna untuk kayu dan plastik ini, agar mereka mendapatkan sensasi dan ‘nge-fly’. 

Praktik ini umumnya digunakan para remaja sebagai alternatif mabuk yang murah meriah. Padahal, 'ngelem' lem Aica-Aibon  bisa menimbulkan sejumlah masalah kesehatan dan dampak buruk lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate, Nurbaity Radjabessy ketika dihubungi INBISNIS pada rabu (13/10) merasa prihatin kasus yang terjadi dengan melibatkan anak-anak muda dengan umur yang masih belia ini.

“Sangat disayangkan, karena dapat mengganggu otak, akal sehat dan cara berfikir. Sehingga , membawa mereka ke hal-hal yg tidak sehat, dan menjadi kemunduran dalam berbuat sesuatu yg baik untuk masa depan mereka sendiri. Kasus ini jika tidak ditangani sedini mungkin akan menjadi preseden buruk bagi kita semua”, jelas Nurbaity.

Memang diketahui bahwa kandungan Lem Aica-aibon maupun yang sejenisnya tanpa disadari oleh orang-orang yang menyalahgunakannya, bahaya lem Aibon untuk kesehatan ini bisa berakibat fatal. Menghirup Aibon bisa mengakibatkan pusing, halusinasi, hingga hilangnya kesadaran. Kondisi lainnya bisa mengakibatkan mual muntah, iritasi, gangguan jantung dan dapat merusak janin bahkan kematian.

“Untuk remaja yang sudah ketagihan ini harus direhabilitasi atau dikembalikan ke orangtuanya saja? Kalau dikembalikan ke orang tua boleh, tetapi apakah anak tersebut nurut apa perkataan orang tua? Kalau boleh dibawa ke tempat rehabilitas BNN , agar mereka dapat pembinaan dengan cara yg wajar, supaya mereka bisa sadar dan benar-benar tidak berbuat seperti itu lagi”, pinta Nurbaity.

Lebih jauh disampaikan Kadis dua periode masa kepemimpinan Walikota ini, bahwa orang tua punya peranan penting melihat tanda-tanda yang ditunjukkan oleh seorang anak yang ketagihan menghirup lem aibon seperti bau bahan-bahan kimia di napas atau pakaian, bicara tidak jelas, kurang nafsu makan, sering marah-marah, perilaku mabuk atau linglung.

“Kalau tanda-tanda seperti ini sudah kelihatan orang tua harus waspada dan sebaiknya anak ini dibawa ke tempat rehabilitasi BNN untuk keselamatan masa depannya”, demikian pungkas Nurbaity.

(Abdurahman Hoda/SBN)

Dibaca 263 Kali

INBISNIS dibangun dalam rangka mendukung dunia usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia dan seluruh warga dunia.

Ikuti Kami