Daerah Ibu Kota (DKI) jakarta, yang masih dibawah kepemimpinan Anies Baswedan hingga tahun 2022 tersebut, rupanya suhu politik mulai hangat kembali lantaran banyak tokoh-tokoh politik bahkan Praktisi hukum dan kebijakan publik ingin mencalonkan diri untuk merebut kursi nomor satu di ibu kota negara republik indonesia.
Salah satu dari sekian Praktisi Hukum dan kebijakan publik, adalah Togar Situmorang yang lahir di Jakarta, 18 Agustus 1966 dan meraih kesuksesan sebagai pengacara kondang, turut meramaikan untuk siap bertarung dalam Pilgub DKI 2024.
Togar Situmorang lahir di Jakarta dari pasangan Alm. Lasman Situmorang dan Rosma Uli Gultom dan mengenyam pendidikan dari TK Sumbangsih,SD Sumbangsih, SMP 58 dan SMP 139, SMA 54.
Kemudian lanjut Universitas di Undiknas dan Pasca Sarjana Magister Ilmu Hukum UKI (MH) dan Magister Kebijakan Publik Undiknas (MAP), kandidat Doktor Ilmu Hukum Udayana.
Dalam wawancara, secara tegas dirinya mengatakan akan mencalonkan diri di pilgub DKI mendatang, dan maju tanpa melalui partai politik (Parpol), murni melalui jalur independen. Hal ini dikatakan Togar Situmorang, SH., MH., MAP., C. Med., CLA pada, Sabtu 27/11/2021.
"Karena ini panggilan hati, saya tidak ingin menggunakan partai, saya ingin Independendent. Supaya "Tidak ada beban" kepada partai yang lain. Memang, di dalam konstelasi politik dibutuhkan kendaraan politik", ujarnya.
Bukan tanpa dasar, Togar Situmorang ingin maju tanpa mesin partai politik (Parpol), dikatakan karena ingin bebas dari kepentingan partai politik sehingga apa yang diinginkan masyarakat nantinya bisa terpenuhi.
"Kalau kita bicara kenyataan gaji yang kita terima per bulan kemungkinan besar tidak lurus sebanding. Na, balik lagi kalau memang jabatan itu amanah, kita pengenya partai-partai politik mendukung saya secara amanah, jangan ada kontribusi, jangan ada kong-kalingkong, jangan ada permufakatan," ungkapnya.
Lanjut Togar, sebagai pelayan rakyat seharusnya melayani rakyat, tapi fakta yang terjadi malah berurusan dengan hukum. Sebagai profesi hukum, dirinya mengaku tidak ingin menjadi pemimpin yang ujung-ujungnya malah berurusan dengan hukum.
"Seharusnya kita jabatan atau panggilan hati sebagai seorang Gubernur itu adalah melayani rakyat untuk mensejahterakan Rakyat, malah kita bergelut dengan hukum, na ini yang gak boleh," katanya
Togar mengatakan, saya hadir untuk melayani rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi. Jadi, saya ingin tidak boleh ada money politik, tetapi betul-betul politik secara hati nurani, untuk melayani rakyat.
"Makanya saya semakin percaya diri untuk mengikuti pilkada DKI pada tahun 2024, dengan satu kondisi, yaitu tidak politik money, tidak mau politik praktis tetapi politik secara hati nurani, untuk melayani rakyat," katanya
Secara strategi kemenangan, sejauh ini relawan Togar sudah membentuk sistem komunikasi satu pintu, kekuatan komunikasi satu pintu ini nantinya sebagai jaminan biar mudah pada saat melakukan komunikasi publik oleh teman-teman relawan Togar.
"Kita sudah bangun komunikasi dengan teman-teman dari koalisi Rakyat 98, dimana koalisi Rakyat 98 ini kan tokoh-tokoh yang sangat luar biasa. Artinya tokoh di lintas rakyat 98 ini, tokoh yang menciptakan era Reformasi. Melalui mereka kita diskusi-diskusi, kira-kira program apa yang kita tawarkan," ungkapnya
Dia pun berharap, secara keyakinan saya berangkat dari satu keyakinan bahwa Tuhan beserta kita, karena saya yakin Tuhan itu ada, Tuhan itu tidak akan membiarkan umatnya apabila umatnya itu niatnya baik, niatnya tulus, bersih. Yang jahat aja Tuhan kasih, apalagi yang niatnya baik.
"Harapanya harus berhasil, karena saya berangkat dari satu keyakinan bahwa"Tuhan beserta kita", karena saya yakin Tuhan itu ada, Tuhan itu sayang, Tuhan tidak akan membiarkan umatnya, apabila umatnya niatnya baik, niatnya baik, bersih. Yang jahat aja Tuhan kasih, apalagi yang niatnya baik,"tutupnya.
(Dionisius Harum/Redaksi)