Informasi soal ini dituturkan langsung oleh Lukas Lake dan istrinya, Minggu (16/1/2022). Yang aneh dari kisah penyerobotan ini, menurut Lukas Lake, pada 20 Desember 2021 di antara sekelompok warga tersebut, ada salah satunya yang memakai topeng sambil membawa parang dan mengancam dirinya.
“Dia ancam saya, pakai topeng sambil tunjuk-tunjuk saya pakai parang. Mereka tanam jagung sampai di pinggir rumah saya, bahkan mereka ancam kalau mau tanam sampai di dalam rumah saya. Ini penyerobotan. Padahal kebun itu, saya garap sudah puluhan tahun silam,” ungkapnya dengan nada sedih. Selain itu, menurut Leto Leu, istri dari Lukas Lake, para penyerobot merupakan keluarga dekatnya. Namun, ia tak habis pikir alasan keluarganya menyerobot kebunnya.
“Mereka itu saudara kecil saya semua,” ungkapnya.
Lukas Lake dan Leto Leu sudah melaporkan permasalahan ini ke Pemerintah Desa setempat agar segera diurus secara baik, sehingga tidak terjadi peristiwa lain di luar nalar logis. Kebun yang diserobot sekelompok warga tersebut, secara administratif berada di Payong Koto’ Manu’, Desa Panama, Buyasuri, Lembata.
Ada Polisi di Lokasi Penyerobotan
Berawal pada penyerobotan pertama, pada 13 Desember 2021 lalu, sekelompok warga tersebut memasang batas kebun menggunakan kayu hingga masuk ke area kebun milik Lukas Lake. Pemasangan kayu batas kebun ini dilihat langsung oleh Leto Leu, istri dari Lukas Lake yang merupakan keluarga dekat dari para penyerobot. Di balik pemasangan batas kebun tersebut, diduga turut hadir seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polsek Buyasuri.
Dugaan tersebut dituturkan oleh Leto Leu. Ia menjelaskan, dirinya amat kecewa karena ada seorang oknum anggota polisi yang bertugas di Polsek Buyasuri juga turut hadir bersama sekelompok warga tersebut.
“Saya lihat langsung, waktu itu ada polisi Lian, saudara saya juga, ada bersama mereka tapi dia tidak ikut pasang batas kayu. Dia berdiri cukup jauh dengan mereka. Polisi bukannya ada di kantor tapi ikut dengan para penyerobot itu maksudnya apa? Waktu itu dia tidak pakai seragam, dia pakai pakaian biasa saja,” ungkap Leto Leu.
Polisi Lian Lodolaleng, nama yang disebut oleh Leto Leu sudah dihubungi lewat telepon. Ia membenarkan informasi tersebut. Menurutnya, saat pemasangan batas kebun, 13 Desember 2021, ia hadir sebagai keluarga sedangkan pada anggal 20 Desember 2021, ia tidak hadir.
“Ya saya waktu itu hadir dalam kapasitas sebagai keluarga. Waktu itu saya sampaikan kepada mereka kalau mau pasang batas tidak boleh melakukan tindakan-tindakan yang merugikan pihak sebelah atau kita, karena kita semua ini keluarga.
Bukan hanya itu, akibat lanjutan dari penyerobotan ini, sebagaimana dituturkan oleh Lukas Lake dan Istrinya bahwa ada dua anggota Polsek Buyasuri sempat mencari Lukas Lake.
“Mereka cari saya di kebun, karena menurut mereka saya bawa senjata tajam, padahal anak panah waktu itu saya pegang untuk kejar binatang hutan yang mau mangsa saya punya ayam di kebun, bukan saya pakai untuk ancam para penyerobot. Justru mereka yang serobot kebun saya dan ancam saya,” ungkap Lukas Lake didukung pula oleh Istrinya.
Hingga saat ini, wartawan INBISNIS.ID LEMBATA masih menggali informasi lanjutan soal dugaan penyerobotan ini.
( Antonius Rian / FF )