wrapper

Breaking News

Tuesday, 13 Apr 2021

Mengenal Lia Eden, Penyebar Aliran Sesat Hingga Kematiannya yang Misterius

Ditulis Oleh 
Rate this item
(1 Vote)

--------------------

INBISNIS.ID, JAKARTA - Lia Aminudin (73) atau yang lebih dikenal dengan nama Lia Eden, sempat menghebohkan masyakat Indonesia karena mengaku mendapat wahyu dari Malaikat Jibril tahun 1997.

Lia Eden dituduh menghasut sejumlah orang untuk mengikuti ajaran yang Ia yakini.

Baca Juga: Bugar di Usia Hampir Seabad, Apa Rahasia Ratu Elizabeth II?

Terlahir sebagai Muslim, Lia malah mempelajari dan mempraktikkan ritual berbagai agama, termasuk ajaran Kristen, Hindu, dan Buddha.

Ia sempat mengklaim diri sebagai titisan Bunda Maria dan menyatakan putranya, Ahmad Mukti, sebagai Yesus Kristus.

Dilansir Kompas.com, Baru pada tahun 2000, Lia mendeklarasikan agama baru bernama Salamullah sebagai penyatuan dari berbagai ajaran agama yang ia dalami.

Baca Juga: Seniman Bali: Tidak Semua Kegiatan Seni Bisa Divirtualkan

Beberapa ajaran Salamullah antara lain:

- Shalat dalam dua bahasa adalah sah,

- Mengonsumsi babi halal,

- Melakukan ritual penyucian seperti menggunduli kepala, membakar tubuh, dan sebagainya.

Pada tahun 2006 dan 2008 Lia mendekam di penjara karena telah menyebarkan aliran sesat berdasarkan fatwa MUI.

Pada Jumat (9/4), Lia dikabarkan meninggal dunia dan telah disemayamkan di Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara dengan cara dikremasi.

Baca Juga: Uniknya Cara Buang Sampah di Jepang

Namun, yang mengundang banyak tanya ialah penyebab kematian Lia Eden dirahasiakan pengikutnya.

Namun, salah satu pengikutnya yang tak ingin menyebutkan namanya mengungkapkan bahwa kematian Lia Eden karena faktor usia.

Meski Lia Eden telah meninggal, namun para pengikutnya tetap menjalankan ajaran Lia Eden.

(Brina)

 

 

 

 

Dibaca 724 Kali Terakhir disunting pada Tuesday, 13 April 2021 12:35

INBISNIS dibangun dalam rangka mendukung dunia usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia dan seluruh warga dunia.

Ikuti Kami