Hal ini dalam rangka meningkatkan kompetensi dan profesionalitas para wartawan bodrex yang kini menjadi sorotan Dewan Pers serta Kepolisian.
Para wartawan bodrex dinilai dapat merusak citra para wartawan secara luas di mata masyarakat, serta dapat merugikan masyarakat atas tindakan yang tidak terpuji.
|Baca Juga: Mandi Bareng Tanpa Busana, Berikut Fakta Aliran Sesat di Pandeglang
Sekretaris Jenderal Perkumpulan MOI, HM. Jusuf Rizal mengaskan bahwa pembinaan ini merupakan bagian dari solusi atas maraknya wartawan bodrex yang meresahkan.
"Semangat para wartawan yang dilabeli dengan abal-abal (bodrex) itu, baik. Mereka ingin menjadi bagian dari kemajuan dan menyampaikan informasi bagi kepentingan masyarakat. Untuk itu, jika ada yang kurang benar, kita tidak boleh hanya bisa menghujat tanpa solusi,” papar Jusuf Rizal.
Karena itu, MOI akan mewadahi dan membina para wartawan media online yang disebut abal-abal (bodrex) itu, agar mereka bisa bekerja sebagai wartawan yang profesional dan bermartabat.
Para wartawan bodrex itu akan diberi pelatihan teknik jurnalistik melalui pengembangan SDM MOI Institute. Bagi mereka yang belum memiliki badan usaha, MOI dapat membantu mendirikan badan usaha berbadan hukum. MOI akan subsidi 50% pendirian PT hingga Kemenkumham.
“Tapi jika wartawan abal-abal itu tidak memiliki media online, MOI akan bantu agar mereka dapat menjadi wartawan media online anggota MOI. Kita bisa rekomendasikan untuk menjadi salah satu wartawan di daerah mereka berada. Prinsipnya MOI ingin mengangkat harkat dan martabat para wartawan media online di Indonesia,” tegas Jusuf Rizal.
(Red)