Seketika di tengah mengendarai kudanya kencang-kencang, ia pun melihat seorang anak lelaki kecil berada di tepi sungai.
Anak itu terlihat tengah menebarkan jalanya. Namun paras rawut wajahnya menyiratkan kegalauan dan kemurungan. Raja pun menepi serta menghampirinya sang anak laki-laki,itu pun terdiam murung.
Baca Juga : Jatuh Cinta Pada Orang yang Sudah Punya Pasangan, Harus Bagaimana?
“Anakku,” Raja menyapa dengan lembut,
“Kenapa kamu murung begitu? Tak pernah aku melihat orang segalau kamu…”
“Hamba ini adalah salah-satu dari tujuh bersaudara yang sudah tidak punya ayah bahkan. Kami hidup hanya bersama ibu bahkan hidup kami sangat. Melarat dan tidak mendapat bantuan dari siapapun. Hamba datang kemari setiap hari, hanya terus untuk memasang jala demi mendapatkan ikan dan dijadikan lauk tiap malam. Kalau tidak dapat ikan, ya malamnya kami tak punya apa-apa" Sang anak menuturkan curahan hatinya.
“Anakku,” kata Sang Raja lagi, “Bolehkah aku membantumu?”
Baca Juga : Kisah Sepatu Sombong Dan Kaos Kaki Yang Rendah Hati
Anak laki-laki tersebut membolehkan. Tanpa menunggu lama, Raja pun melemparkan jala.
Karena sentuhan kewibawaannya, jala Sang Raja mampu meraup seratus ekor ikan.
Melihat ikan hasil tangkapannya melimpah, sang anak sontak saja merasa gembira. Dia juga membayangkan betapa riangnya sang ibu yang tengah menanti di rumah.
Melihat rona wajah sang anak telah berangsur bahagia, Raja pun pamit dan berlalu dari hadapannya. Beliau kembali melanjutkan perjalanan dan mencari pasukannya yang terpisah.
Penulis: Amatus Rahakbauw