Manajer Penelitian Puslit Sukosari Lumajang, Nanik Tri Ismadi, mengatakan program ketahanan pangan melalui core business, antara lain melalui gula dan beras pisang dengan pengembangan potensi yang ada di PTPN XI.
"Kami yakin ini menjadi salah satu komoditas yang menjadi solusi bagi masalah pangan di negeri ini, terlebih bagi kabupaten Lumajang merupakan salah satu daerah sentra penghasil pisang Jawa Timur," ujar Nanik Tri Ismadi dilansir Dinas Kominfo Jatim, Selasa (7/9).
Pihaknya menyebut pisang yang merupakan komoditas unggulan Lumajang dapat ditingkatkan nilai ekonomis menjadi beras pisang yang tidak hanya dapat dikonsumsi tetapi juga memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan.
Dari hasil analisanya, beras pisang memiliki kandungan serat empat kali lebih banyak bila dibanding beras padi, juga memiliki kandungan protein dan lemak. Serat merupakan kandungan yang baik untuk pencernaan. Hal ini cocok bagi penderita diabetes dan masyarakat yang melakukan diet.
"Pisang di sini banyak dan turun harganya bila sudah lama dan tidak sedikit yang terbuang karena rusak tidak laku, untuk itu kami tawarkan konsep untuk diolah menjadi beras pisang sehingga nilai ekonomis bisa terangkat juga bisa untuk pengganti beras padi dan angkat potensi Lumajang,” tuturnya
Menurut hasil analisa perbandingan kandungan beras padi dengan beras pisang masing-masing adalah persentase serat 0,48 dan 2,05, persentase lemak 2,68 dan 2,44 dan persentase protein 7,39 dan 3,27.
Sebagai informasi, beras pisang merupakan produk olahan dari buah pisang segar yang sudah tua tetapi belum matang diolah dengan sistem pemanasan, penghancuran dan pengeringan. Sehingga menghasilkan bahan makanan pokok yang masih mempunyai nilai keunggulan buah pisang yakni buah dengan kadar serat pangan tinggi.
(PTW/Redaksi)