Tradisi ini tentunya sudah diwariskan secara turun temurun.
Roko molas poco merupakan ritus memikul (roko) tiang utama (siri bongkok) yang disimbolkan sebagai gadis cantik (molas) yang datang dari gunung (poco) lalu dijemput digerbang kampung (paang) dan selanjutnya diarak masuk kelokasi pembangunan (gendang).
Yang menarik dalam ritus adat ini seluruh masyarakat Manggarai selalu mengidentifikasikan tiang utama rumah adat ini sebagai seorang gadis cantik yang datang dari gunung. Gunung selalu dihubungkan dengan kesejukan, keindahan, keharmonisan, dan kerjasama.
Kayu yang dipilih juga akan mendapatkan perlakuan istimewah dari masyarakat Manggarai pada umumnya.
Seperti yang terjadi pada hari ini (13/102021) di kampung Ling, Desa Golo Cador, Kecamatan Wae Ri'i, Kabupaten Nusa Tenggara Timur mengadakan upacara Roko molas Poco. Acara ini dibuat dalam rangka renovasi kembali pembangunan rumah gendang.
"Selama ini rumah gendang kami sudah sangat roboh, sehingga kepala adat dan juga tokoh masyarakat melakukan menggelarkan pembangun rumah adat yang baru,” tandas Marselinus Jeharu warga Kampung Ling.
(Flaviana Righamon/SBN)