Sebelum bekerja di Bali, pria tamatan Universiy of Malaya ini telah memiliki sepak terjang berkarir di berbagai negara. Pasca menamatkan kuliahnya di jurusan Sport dan Management, dirinya kemudian bekerja di industri hotel dan IT, hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan di Meru Valley Golf Resort di Perak Malaysia. Setelah itu dirinya berlabuh di Singapura.
"Manager saya dapat kerja di Singapore, lepas itu saya diajak, di sanalah saya kerja di Singapore’s Seletar Golf Club, kemudian ke New Zealand 1 tahun, kerja di lapangan golf juga, balik Singapore dapat lowongan baru di the Cage, 8 tahun di Cage kurang lebih", terang Shan kepada INBISNIS.
Selepas berkarir di The Cage, dari lubuk hati Shan, Ia menginginkan kembali bekerja di golf. Kebetulan Ia bertemu temannya di Singapura yang merupakan orang Bali, akhirnya pun dirinya ditawarkan untuk bekerja di Bali.
"Saya punya teman orang Bali di Singapore, mantan Sales & Marketing Handara itu teman saya, saat dia ngajak saya ngopi, dia bercerita bahwa dia sedang cari GM untuk lapangan golf di Bali, "mau kerja di bali gak?" kata dia, saya kemudian bilang oke, dan akhirnya kerja di Handara, sudah 6 tahun di Handara," lanjutnya.
Perlu diketahui, Handara pada saat itu bisa dibilang sebuah lapangan golf yang kurang memiliki nama sebagaimana lapangan golf lainnya di Bali, akan tetapi kecintaanya bekerja di golf membuat dirinya mengambil pekerjaan tersebut.
Selain itu, dirinya menyatakan satu hal yang membuat Shan memutuskan ke Bali, salah satunya karena keunikan dan budaya Bali dengan Hindunya yang melekat. Terlebih dirinya merupakan seorang Hindu yang telah lama melirik Pulau Dewata ini.
Setelah bekerja di Handara, dirinya mencoba mengembangkan lapangan golf, bukan sekedar menjadi daya tarik wisata saja, tetapi Shan memberikan atensi khusus untuk melahirkan atlet-atlet golf.
"Saya juga ada program junior di Handara untuk anak-anak dari desa, anak-anak caddy dan karyawan, semuanya uang dari sponsor, member dan kawan-kawan digunakan untuk melatih anak di sini, itu program saya, karena sebelumnya PGI kurang support, tapi sekarang ada. Itu bibit-bibit kita, daripada kita keluarkan uang untuk hal lain, lebih baik buat mereka, karena mereka akan jadi penerus ke depannya," ujarnya.
Terakhir, Shan Ramdas yang kini juga menjabat di Bidang Pariwisata dan Luar Negeri PGI-Bali ini menyampaikan, bahwa dengan kehadirannya di PGI, akan senantiasa memberikan ide-ide pengembangan terlebih dirinya lulusan Sport & Manajemen dimana bagaimana menjadi mengelola olahraga itu seperti industri, mendatangkan income melalui website, sponsor, sport dan bussiness event.
"Strategi tersebut sangat diperlukan, apalagi PGI adalah non provit organitation, maka perlu cara-cara untuk mendatangkan dana," tandas Shan.
(Made)