Meski sempat menilai olahraga golf dengan sebelah mata, Ketut Dharma akhirnya jatuh cinta terhadap olahraga yang membutuhkan konsentrasi tinggi ini.
"Saya melihat golf itu awalnya olaharaga macam apa ini, kok cuma mukul-mukul aja, tidak ada keringatnya," ujarnya sambil tertawa kepada inBISNIS saat dihubungi via telepon.
Ketut Dharma yang awalnya berkecimpung di olahraga bulutangkis ini, mengaku bahwa untuk mencari lawan main, maupun sewa lapangan bulutangkis di Australia cukup mahal. Berbeda dengan golf, tidak perlu lawan main, dan harga yang ditawarkan tidak semahal bulutangkis.
Meski sempat naik turun mengeluti golf, barulah di tahun 2010, Ketut Dharma mulai menekuni olahraga ini secara penuh, faktor usia yang melatarbelakangi keinginanya untuk kembali merumput.
"Merasa usia makin lanjut, lalu istri mengajak main golf. Ya olahraga yang tidak berat, karena sudah berumur, dan sekarang sudah mulai latihan-latihan lagi," paparnya.
Olahraga golf cukup istimewa di matanya, karena olahraga ini sangat menantang dan mampu membaca watak dan karakter para pemainnya.
"Pokoknya olahraga ini membuat saya selalu ingin mencobanhya, tantangannya selalu muncul. Setiap bermain golf itu, esoknya selalu ingin main lagi. Olahraga ini juga bisa membaca watak seseorang," imbuhnya.
Ketut Dhrama sangat mengapresiasi kepengurusan PGI Bali yang dinahkodai Wayan Muntra. Dirinya berharap bahwa prestasi olahraga golf di Bali bisa terus bersinar di dalam maupun luar negeri.
"Saya melihat di era kepengurusan baru ini, semangatnya luar biasa, saya harap semangat ini dijaga, jangan sampai pudar, pembinaan berjalan dengan baik bagi junior, kemudian harapan saya Bali tetap diperhitungkan di nasional," harapnya.
(Brina/Made)