Negara yang dimaksud diantaranya Belgia, Perancis, Rusia, Singapura, Inggris, Belanda dan Vietnam.
Para Duta Besar negara tersebut telah bertemu dengan Sandiaga.
"Kami berharap setelah situasi COVID-19 lebih kondusif, TCA dapat diterapkan dalam waktu singkat," kata Sandiaga.
Pada bulan April lalu, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Wisnu B. Tarunajaya menyebutkan China, Korea Selatan, Dubai (Uni Emirat Arab), Qatar, India dan Belanda sebagai negara yang warganya berpotensi untuk diizinkan berwisata ke Bali.
Namun, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf Vinsensius Jemadu mengatakan belum ada update terbaru terkait daftar negara tersebut.
"Yang masih dalam tahap negosiasi dan berpeluang besar adalah Singapura," kata Vinsensius kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.
"Kalo India saya agak ragukan karena kita hampir tidak ada direct flight (penerbangan langsung) dari sana," lanjutnya.
Menurut Vinsensius, daftar resmi ini belum dibuat mengingat prinsip utama pengadaan TCA adalah timbal-balik.
"Persyaratan utama adalah penanganan kurva COVID-19 (di negara tersebut) sudah melandai," katanya.
Hingga saat ini, Kemenparekraf tengah mempersiapkan zona hijau COVID-19 di tiga daerah yang akan dibuka untuk pariwisata, yaitu Nusa Dua, Sanur dan Ubud di Bali, Lagoi di Bintan, dan Nongsa di Batam.
(PTW/Redaksi)