Penelitian menyusuri tebing cadas dan gua yang dimulai dari wilayah Pulau Ugar, pulau Arguni hingga pesisir pemukiman Andamata, Fior, Furir hingga Darembang.
Keberadaan situs gambar cadas di kawasan Teluk Berau menggambarkan karakteristik yang khas sesuai dengan lingkungannya. Terdapat motif gambar cadas yang bervariasi seperti telapak tangan, tapak kaki, geometris, perahu, sisir, ikan dan beberapa simbol figurative.
Hasil penelusuran Tim Arkeologi kemudian dipaparkan ke hadapan Bupati Fakfak Untung Tamsil (27/8/2021). Pada pertemuan tersebut Tim Peneliti Balai Arkeologi Papua yang diketuai oleh Zubair Mas’ud memaparkan penyampaian hasil survei dan observasi lapangan yang telah dilaksanakan oleh Tim Peneliti Arkeologi di kawasan Teluk Berau, Fakfak terkait keberadaan situs-situs gambar Cadas.
“Kami menyampaikan kepada Bupati Fakfak yakni jumlah situs gambar cadas yang berhasil di data dan diidentifikasi, jenis dan bentuk gambar cadas, sebaran situs gambar cadas mulai dari pulau Ugar, pulau Arguni, Andamata, Fior, Furir dan Darembang.
Dalam kegiatan survei lapangan ini masyarakat adat dan pemerintah adat dan pemerintah kampung memberikan dukungan yang baik, termasuk turut bergabung dengan tim untuk menelusuri situs-situs gambar cadas.
Pindi Setiawan juga menyampaikan terkait keberadaan situs gambar cadas yang telah ditelusuri, bahwa gambar cadas memperlihatkan keragaman bentuk yang khas, motif yang menarik dan bervariasi.
Selain itu hasil temuannya mengungkapkan bahwa terdapat situs gambar cadas yang juga memuat “goresan” (Engraving) dan diyakini merupakan bentuk tertua yang dijumpai di Papua.
Berdasarkan data lapangan tersebut, semakin menegaskan bahwa Fakfak khususnya Kawasan Teluk Berau merupakan wilayah yang sangat potensial dengan situs-situs Arkeologi yang memiliki nilai Penting Ilmu Pengetahuan, sejarah, dan Kebudayaan, sehingga perlu dijaga dan dilestarikan sesuai dengan Undang-Undang No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Dalam mengoptimalkan potensi tersebut, perlu dilakukan penelitian lanjutan juga penetapan situs-situs gambar cadas tersebut sebagai Cagar Budaya.
Perlu peningkatan SDM di bidang arkeologi, cagar budaya dan kebudayaan sehingga potensi tersebut dapat dikelola dengan baik.
“Salah satunya dapat dilakukan dengan melaksanakan kerjasama dengan perguruan tinggi, salah satunya Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, baik untuk penelitian maupun peningkatan SDM dibidang Arkeologi dan Cagar Budaya,” ujar Yadi Mulyadi, dari Jurusan Arkeologi Universitas Hasanuddin yang juga memaparkan prospek pendidikan kerjasama Pemda Fakfak di hadapan Bupati.
Bupati Untung Tamsil, sangat merespon baik terkait pemaparan hasil tim peneliti Arkeologi dan mengucapkan terima kasih kepada tim peneliti yang telah melakukan kajian gambar cadas. Temuan tim sangat potensial dikembangkan dan dipublikasikan untuk dikenal oleh masyarakat luas bahkan untuk wisatawan dan pelaku kepariwisataan.
Bupati Fakfak, Untung Tamsil
Ke depan dikembangkan sebagai destinasi unggulan wisata budaya. Bahkan, Bupati berkenan untuk membuat kajian situs situs tersebut sebagai cagar budaya.
Kawasan Teluk Berau Kabupaten Fakfak memiliki potensi budaya mulai dari masa prasejarah hingga sejarah bahkan pada masa perang dunia ke-2. Masa prasejarah dengan adanya gua-gua yang diindikasikan telah dihuni oleh manusia masa lalu sebelum menempati perkampungan serta adanya gambar-gambar cadas yang ditempatkan di dinding tebing dan gua.
Permukiman tua berada di pesisir pantai dengan salah satu bukti adanya bangunan masjid tua dan jejak perkampungan tua. Masa perang Dunia ke 2 adanya bukti beberapa kampung terdapat tinggalan jejak tank, gua Jepang dan senjata berat.
Tinggalan budaya tersebut potensi dikembangkan sebagai destinasi unggulan wisata budaya.
(Amatus Rahakbauw/SBN)