wrapper

Breaking News

Monday, 11 Oct 2021

Bissorang Kampung Kuno di Kepulauan Selayar

Ditulis Oleh 
Rate this item
(1 Vote)
Dusun Bissorang/Istimewa

--------------------

INBISNIS.ID, SELAYAR - Dusun Bissorang terletak di Desa Bonea Timur, Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Kepulauan Selayar menjadi kampung paling “ramai” dengan jumlah rumah sekitar 40-an rumah dan dipimpin oleh seorang Gallarang.

Saat ini, jumlah rumah sekitar 20 rumah karena penduduknya yang pindah ke Desa atau daerah lain.

Penduduk yang saat ini mendiami dusun Bissorang berasal dari kampung tua di lereng sebelah timur bernama Bontoyya, yang mengungsi ke dan kemudian menetap di puncak bukit ini saat merebaknya “gerombolan Serang” (bandit asal Pulau Seram) yang disebut “memakan orang” antara tahun 1830-an hingga awal 1900-an.

Beberapa penelitian pernah dilakukan di kampung ini, baik terhadap keberadaan meriam Cetbang Majapahit, maupun terhadap bebatuan yang ada di tengah kampung.

Salah satu penelitian yang berkaitan dengan model dan susunan batu di Bissorang (Bougas – 1998, Caldwell dan Bougas – 2004, Ed. O’Connor, Bulbeck, Meyer – 2018) menyimpulkan bahwa batu-batu ini berasal dari zaman megalitikum atau zaman batu besar.

Itu ditandai antara lain dengan adanya altar batu dan megalit lain seperti menhir (hanya saja menhir yang disebut dan diteliti tidak disebutkan letaknya). Altar batu sejenis juga ditemukan di Buntu Pattunuang Asu (Enrekang), Biloka (Sidrap), Madenra (Soppeng), Bulo-Bulo dan Bulu Bappejang (Sinjai), Bungung Salapang (Jeneponto), Gantarang Keke (Bantaeng), dll.

Altar adalah bangunan atau batu datar (flat stone) di mana (hewan) kurban atau persembahan lainnya dipersembahkan untuk tujuan religius, dan menjadi tempat sakral di mana upacara keagamaan berlangsung. 

Tepat di tengah kampung terdapat tempat suci dimana di tempat ini biasa dilakukan ritual  yang dipimpin oleh seorang Guru Spiritual, dengan tempat duduk yang melingkar dimana  sang Guru Spiritual duduk di tempat yang lebih tinggi di bagian tengah.

Altar batu ini terletak di tengah kampung Bissorang, yang hingga tahun 90-an tidak bisa dilewati karena jalan yang bisa dilalui sangat sempit sehingga ketika melaluinya harus berjalan menyamping. Ini menimbulkan “kepercayaan” turun temurun di masyarakat, bahwa batu ini “tidak bisa dilewati orang meninggal” sehingga ketika seseorang meninggal di sebelah timur batu harus dimakamkan di sebelah timur kampung dan yang meninggal di sebelah barat batu harus dimakamkan di sebelah barat kampung. Tapi kalau ingin dirasionalkan, hal itu karena celah batu di sekitar altar batu ini sangat sempit sehingga tidak bisa dilalui sambil membawa keranda.

Keberadaan altar batu dan menhir ini membuktikan bahwa kampung Bissorang bukan hanya sebuah Kampung Tua, tapi tepatnya adalah sebuah Kampung Kuno yang memerlukan perhatian para pihak sehingga altar ini bisa menjadi branding wisata Bissorang bahkan bisa menjadi salah satu daya tarik wisata Kepulauan Selayar.

(Nur Kamar/SBN)

Dibaca 869 Kali

INBISNIS dibangun dalam rangka mendukung dunia usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia dan seluruh warga dunia.

Ikuti Kami