Diskusi yang dilakukan secara virtual tersebut membahas upaya tanggap darurat di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Kemenparekraf akan menghadirkan perlindungan sosial dan juga stimulus untuk para pelaku parekraf agar mereka dapat mempertahankan dan membuka kembali lapangan kerjanya. Refocussing dan realokasi anggara dilakukan untuk lebih fokus dalam membantu pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak akibat pandemi covid-19.
Selain itu, Kemenparekref dan UI juga membahas beberapa program unggulan untuk meningkatkan sektor ekonomi kratif. Pertama yakni program Hibah Desain Kemasan Kuliner Nusantara (BEDAKAN) untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha pelaku kreatif kuliner nusantara melalui pemahaman fungsi penting kemasan produk.
Kedua yakni program untuk pengembangan UMKM kriya, fesyen, dan kuliner melalui inkubasi. Program INKUBASI ini, para pelaku UMKM akan mendapat pendampingan untuk menghasilkan produk berkelanjutan dengan kualitas yang memiliki potensi untuk dikembangan dengan lebih baik sehingga memiliki nilai jual dan berdaya saing di tingkat nasional.
Terakhir adalah program aksi selaras energi atau AKSILARASI. Tujuan program ini ialah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kreatif di wilayah destinasi wisata. Bukan hanya berdampak pada keuntungan, namun dampaknya terhadap masyarakat. Bukan hanya di lima destinasi super prioritas, namun juga di tempat lain yang menjadi potensi.
(Brina)