|Baca Juga: Pariwisata Bali Segera Dibuka Bulan Juli
Aktivitas pendakian mengombinasikan antara olahraga dan wisata alam, sehingga jiwa dan raga sekaligus dapat menerima nikmat dan manfaat dari wisata ini. Jumlah gunung yang dapat dijadikan alternatif pedakian sangatlah banyak dengan beragam kondisi geografis, mengingat Negara Indonesia terletak pada rangkaian pegunungan sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik yang menjadikannya memiliki banyak sekali gunung dan pegunungan.
Di Provinsi Bali contohnya, terdapat beberapa gunung baik yang masih aktif maupun tidak, antara lain yang paling terkenal adalah Gunung Agung dan Gunung Batur.
Salah satu gunung yang masih jarang dilakukan aktivitas pendakian adalah Gunung Tapak yang terletak di Kawasan Cagar Alam Batukahu, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
|Baca Juga: Dusun di Magelang ini Mirip Seperti Pemukiman di Himalaya
Gunung Tapak memiliki keunikan tersendiri dikarenakan pada puncak gunung, terdapat Makam Wali Islam Bali, Habib Umar bin Yusuf Al-Magribi yang menjadi destinasi wisata rohani ziarah bagi umat muslim serta Pura Persimpangan Teratai Bang sebagai tempat persembahyangan bagi umat hindu, ini menjadi salah satu bentuk pluralisme agama di Indonesia, khususnya Bali.
Suasana Puncak Gunung Tapak
Titik awal pendakian berada di Kebun Raya Eka Karya Bedugul dengan tarif yang disesuaikan dengan tiket masuk ke Wisata Kebun Raya. Dengan adanya pandemi Covid-19, pemerintah melalui BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) telah mengambil langkah konkrit dalam memberikan ruang kepada masyarakat untuk berwisata rohani ke Gunung Tapak karena berwisata merupakan hak asasi manusia setiap orang.
|Baca Juga: Penampakan Komplek Perumahan di Mars, Seperti Apa?
Langkah yang diambil adalah menutup sementara pendakian Gunung Tapak serta dua gunung lain yang masuk pada Cagar Alam Batukahu yaitu Gunung Lesung, dan Gunung Pohen di masa pandemi, terkecuali dalam aktivitas ibadah, ziarah dan persembahyangan dengan tetap menerapkan konsep protokol Kesehatan dengan membatasi jumlah pengunjung.
Pendakian yang saat ini hanya diperbolehkan untuk wisata rohani ini biasanya memakan waktu sekitar 3 jam dengan ketinggian 1.909 MDPL (meter di atas permukaan laut).
Trek pendakian relatif ringan karena telah dibuatkan jalan berupa anak tangga alami serta tali pegangan guna penjaga keseimbangan. Rasa lelah akan terbayar dengan panorama alam yang sangat asri.
Pada puncak terdapat fasilitas kamar mandi melalui penampungan air hujan serta listrik. Para wisatawan dapat melakukan ibadah di puncak gunung dengan khidmat dan khusuk di tengah suasana alam.
Waktu turun gunung biasanya sedikit lebih cepat daripada pada saat naik. Setelah melakukan pendakian ini, pendaki dapat bersantai dan beristirahat di kawasan Kebun Raya Eka Karya.
Melakukan wisata alam pendakian gunung rohani merupakan aktivitas yang komplit dengan banyaknya manfaat yang ditawarkan serta dapat menyatu dengan alam.
(Wirawan*)