"Kita punya target sampai 2024 UMKM on boarding di digital 30 juta. Saat ini per Mei (baru) 13,5 juta atau 21 persen. 21 persen kalau 13,5 juta dan 3 tahun (lagi untuk) 30 juta ini kan rata-rata 6 juta per tahun," ucap Teten dalam rilis yang diterima Inbisnis
Teten menuturkan di Indonesia saat ini usaha yang dirintis masyarakat kebanyakan usaha mikro. Penjualan pun paling efektif melalui media sosial.
Teten menyebut UMKM ini perlu sentuhan inovasi agar dapat bersaing di era global ini. Inovasi tersebut salah satunya dengan digitalisasi. Oleh karena itu, di hadapan para pelaku startup, Teten mengajak untuk membantu proses digitalisasi tersebut.
"Kebanyakan kan mikro. Kalau kecil menengah satu juta, yang mikronya 96 persen. Mikro ini ada kaitan kapasitas terbatas, produk tidak memiliki daya saing butuh kurasi, agregasi. Mungkin lebih banyak di medsos. Tadi sudah banyak aplikasi yang bisa membantu jualan di medsos, distribusi pembayaran, logistik dan sistem," tutur dia.
Sejalan dengan itu Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Fiki Satari mengatakan pemerintah tengah mencanangkan peningkatan daya saing UMKM dengan cara digitalisasi. Sehingga pada 2024, 30 juta UMKM masuk dalam ekosistem digital.
"Tidak hanya disrupsi akibat pandemi, tetapi disrupsi teknologi mengharuskan UMKM go digital. Jadi mohon dukungan dari seluruh komponen untuk mendigitalisasi UMKM. Nah, ini fokus utama transformasi UMKM di Kemenkop UKM," kata Fiki dalam keterangan tertulisnya.
(GRY/Redaksi)