Menurut Tiffany, daster memiliki pangsa pasar yang luas dan prospek pertumbuhan yang bagus.
“Daster akan tetap digunakan tanpa bergantung pada tren fesyen,” ujarnya dalam rilisnya, Sabtu (31/7).
Baca Juga : Ikuti Pelatihan Jurnalistik Bersama INBISNIS, Gratis!
Tiffany menceritakan, mengembangkan bisnis keluarga bukan perkara mudah. Awalnya, Daster Batik Ony berjualan secara offline di Pasar Klewer pada 2014. Walau sudah nyaman berjualan secara offline, Tiffany ingin mengembangkan penjualan produknya sehingga memutuskan berjualan secara online.
Pada 2016, ia pun memutuskan membuka toko di Shopee. Hanya saja, ia kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk membantu pengelolaan toko sehingga penjualan produknya di platform tersebut kurang maksimal. Dua tahun kemudian, ia membuka toko baru di Shopee dengan persiapan yang lebih matang dan SDM yang memadai.
Hasilnya, omzet Daster Batik Ony jauh lebih besar dibandingkan toko online pertamanya di Shopee.
“Penjualan di Shopee naik dua kali lipat dibandingkan dengan penjualan secara offline,” ujar Tiffany.
Menurut Tiffany, Shopee memiliki berbagai program yang mendukung penjualan tokonya secara online, seperti flash sale dan gratis ongkos kirim (ongkir). Melalui program tersebut, Daster Batik Ony berhasil mengirimkan lebih dari 50 paket dalam sehari.
Bahkan, dalam salah satu kampanye besar Shopee, ia dan karyawannya harus rela berjualan hingga malam. Pasalnya, penjualan Daster Batik Ony pada kampanye tersebut melejit hingga empat kali lipat. Meski pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari satu tahun, lanjut Tiffany, omzet Daster Batik Ony tetap melesat.
“Saya bersyukur mengembangkan toko online di Shopee sejak 2018 karena omzet yang saya dapat selalu meningkat. Apalagi, toko (offline) sudah tutup selama satu bulan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM),” katanya.
(PTW/Redaksi)