Perwakilan Bank BNI Cabang Tokyo, Dyah Paramita Novia Putri memberikan sedikit bocoran mengenai produk yang laku diekspor ke Jepang. Dyah menyatakan produk makanan dan minuman alias food and beverage memiliki peluang besar menembus pasar Jepang.
"Untuk usaha yang memiliki peluang besar bagi UMKM untuk melakukan penetrasi ke pasar jepang adalah food and beverage, di antaranya produk halal," ungkap Dyah dalam Festival Ide Bisnis Xpora yang diselenggarakan detikcom dan BNI, Selasa (3/8).
Baca Juga : Pemerintah Bebaskan Pajak Sewa Ruko Hingga Mal
Dia mengatakan salah satu cara memasarkan produk makanan dan minuman adalah melalui usaha-usaha para diaspora yang sudah ada di Jepang. Setidaknya, saat ini ada 64 restoran orang Indonesia yang memiliki potensi untuk diajak kerja sama para pelaku UMKM.
"Berdasarkan info yang kami himpun, ada sekitar 64 restoran di Jepang yang dijalankan diaspora Indonesia, ini peluang bagi UMKM untuk bersinergi dengan diaspora di Jepang," papar Dyah.
Bukan cuma makanan dan minuman saja, beberapa produk lain yang bisa diekspor adalah produk furniture, handicraft, dan produk sektor pertanian.
Berikut tips agar UMKM bisa melakukan ekspor ke Jepang :
1 Ketahui Karakteristik Pasar Jepang
Pelaku UMKM sebaiknya banyak melakukan riset mengenai selera dan kebutuhan masyarakat jepang, sehingga bisa menyesuaikan produknya. Sedikit bocoran dari Dyah, untuk produk olahan makanan ternyata orang Jepang tidak terlalu suka yang rasanya pedas.
"Misalnya untuk makanan, masyarakat jepang tidak suka yang spicy. Lalu kalau furniture desainnya yang simpel dan ukurannya tidak terlalu besar. Selain itu untuk warna kebanyakan orang Jepang suka warna alam," papar Dyah.
Baca Juga : Ikuti Pelatihan Jurnalistik Bersama INBISNIS, Gratis!
2 Siapkan Kebutuhan Administratif
Pelaku usaha juga diminta bersiap melengkapi kebutuhan administratif untuk ekspor. Dyah mengatakan pelaku usaha harus melengkapi sederet dokumen izin dan legalitas usaha.
"Biasanya, setiap produk juga punya syarat administratif berbeda-beda untuk masuk ke Jepang," ungkap Dyah.
3 Menjaga Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas
Pelaku usaha UMKM bila ingin mengekspor produknya ke Jepang harus memiliki kualitas produk yang terjaga. Dari segi ketersediaan, kuantitas produk harus selalu tersedia sesuai permintaan dari Jepang.
"Produk juga harus terjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya. Jadi jangan sampai kalau di-order lagi pelaku usaha tak bisa memenuhi pesanan ekspor, nanti bisa ditinggal dan nggak diajak kerja sama lagi sama orang Jepang," ungkap Dyah.
Dyah memberikan sedikit bocoran juga mengenai karakteristik orang Jepang dalam berbisnis, menurutnya orang Jepang akan sulit memberikan kepercayaan kepada orang lain. Maka dari itu deal bisnis kemungkinan perlu proses panjang.
(PTW/Redaksi)