Salah satu usaha di lokasi tersebut adalah Made’s Coffe yang berjualan di dekat Plaza Renon. Ketut Mayong, pria paruh baya yang berprofesi sebagai guide Belanda adalah sosok dibalik kedai kopi Made’s Coffee.
Dengan bekal pengetahuan seadanya tentang kopi dan modal nekat, pada bulan Oktober 2020 pria yang biasa disapa Tut Mayong ini memberanikan diri untuk mulai berjualan kopi setelah kehilangan pekerjaan akibat Pandemi Covid-19.
Yang menarik dari Made’s Coffee adalah kedai ini terbuat dari sebuah sepeda yang dimodifikasi menjadi seperti gerobak kopi. Dia mengungkapkan, ide membuat kedai kopi dalam bentuk gerobak ia dapatkan dari temannya asal Belanda.
"Made’s Coffe yang buka mulai jam 07.00 - 17.00 menyediakan beberapa varian rasa dari jenis kopi robusta dan arabika dengan harga yang relatif terjangkau 15.000/ gelas," kata Tut Mayong, Senin, (25/10/2021).
Ia menyebut, kedai kopi ini awalnya lebih banyak diramaikan oleh sesama teman tour guide dan para kenalannya saja, pada akhirnya sekarang mulai dikenal banyak kalangan dari anak-anak muda sampai kalangan orang tua, berkat kesabaran, ketekunan dan kerja keras.
Kedai yang mudah dipindahkan kemana - mana ini sekarang tidak boleh lagi berjualan di pinggir jalan karena dilarang oleh SATPOL PP, hingga akhirnya harus menumpang berjualan di halaman parkir sebuah toko dekat lokasi yang sama di Jalan Raya Puputan.
"Berjualan kopi yang awalnya karena terpaksa dan modal nekat, akhirnya mulai menikmati usaha ini dan akan tetap mempertahankannya sambil berharap dunia pariwisata segera pulih dari kondisi Pandemi Covid-19 yang melanda dunia," pungkasnya.
(Herman Yosef Subu Sadipun/Redaksi)