Airlangga yakin penerima kartu pra kerja adalah orang-orang yang mau bangkit, dan selalu meningkatkan kemampuan apalagi di masa pandemi yang memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian bangsa. Negara membutuhkan orang-orang yang mau beradaptasi dengan keadaan.
“Kita membutuhkan ujung tombak yaitu orang-orang yang tidak menyerah pada keadaan, mau berubah, mau bangkit, mau meningkatkan kemampuan, mau menerima tantangan, serta mau memberikan manfaat kepada orang lain. Dan saya yakin, semua yang mengikuti Kartu Prakerja memiliki kemauan itu dalam dirinya,” tegas Menko Airlangga dalam rilis pers yang diterima INBISNIS (20/5) kemarin.
Telah lebih dari 62 juta orang menerima insentif Kartu Pra-Kerja pada tahun 2021 ini. Survey dari Cyrusnetwork mengatakan 80,9 persen setuju, dan 15,1 persen sangat setuju bahwa setelah mengikuti program pelatihan pra-kerja, penerima memiliki tambahan keterampilan. Selain itu program ini juga menurunkan tingkat pengangguran di antara penerima Kartu Prakerja dan diklaim mampu meningkatkan kewirausahaan sebanyak 13 persen
“Jika hal itu terjadi secara masif tentu akan dapat mengangkat produktivitas dan ekonomi nasional. Nanti pada saat itulah para penerima Kartu Prakerja mampu mengangkat kepala dan tidak lagi menjadi calon, namun sudah menjadi Pahlawan Kebangkitan Nasional di untuk ekonomi Indonesia,” pungkas Airlangga.
Program Kartu Pra Kerja adalah program pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja/buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja, dan/atau pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil. Program ini adalah wujud kerjasama Pemerintah dan swasta dalam melayani masyarakat dengan semangat gotong royong demi SDM unggul, Indonesia maju.
(GRY/Redaksi)