Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunarta sebagaimana dikutip dari bali.tribunnews.com, menyebut bahwa rencana impor beras yang dilontarkan oleh Menteri Perdagangan dirasa kurang pas.
Kebijakan tersebut justru akan menggangu semangat petani karena potensi turunnya harga beras. Dirinya menegaskan stok ketahanan pangan di Bali masih terjaga.
|Baca Juga: Didesak DPR-RI, Pemberlakuan Sertipikat Elektronik Akhirnya Ditunda
"Meskipun belum dilaksanakan, namun secara psikologis akan mengganggu petani karena harga gabahnya akan menjadi lebih rendah," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana sebagaimana dikutip dari Tribun-Bali juga mengatakan bahwa optimisme terjaganya ketahanan pangan Bali tersebut karena berdasarkan data estimasi yang dimiliki pihaknya.
|Baca Juga: Satpam Hotel Usir Pengunjung Pantai Sanur Bali
Produksi gabah kering Bali pada Januari-April 2021 mencapai 260.949 ton setara 167.058 ton beras. Sedangkan kebutuhan konsumsi masyarakat adalah 142.475 ton beras, jadi akan surplus sejumlah 24.584 ton.
Dihubungi terpisah, Ketua DPC GMNI Denpasar I Putu Chandra Riantama mengapresiasi respon dari Pemprov Bali. Akan tetapi pihakanya merasa belum puas. Dirinyan ingin memastikan implementasinya nanti. Ia juga mengingatkan bahwa pemerintah harus peduli kepada petani bali.
"Kami belum puas respon di media saja, memang kami mengapresiasi respon atas desakan kami, akan tetapi kami ingin mengingatkan ke publik apakah Bali sudah berdikari dalam bidang pangan seperti yang didengungkan di Nangun Sat kerthi?" tanya Chandra.
|Baca Juga: Singgung 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali', GMNI Denpasar: Impor Beras, Koster Kok Diam?
GMNI Denpasar menantang Pemprov agar duduk bersama dan berdiskusi terkait angan akan kemandirian pangan serta kesejahteraan petani Bali. Dirinya berharap Pemprov Bali ataupun Gubernur bali mengandeng organisasi mahasiswa dan organisasi kepemudaan untuk bersama-sama bergiat untuk kemhaslatan petani khususnya di Bali
(Red*/Made)