Peninjauan ini diikuti 200 orang di antaranya Ali Baham Temongmere selaku Sekda Kab Fakfak, Arobi Hidom selaku Asisten 1 Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat, Iskandar Tasya selaku Wakil Ketua II DPRD Fakfak, serta Mahmud Labiru selalu Ka Kesbangpol Fakfak.

“Dengan adanya Bandara di Bomberai ini,  akan mempermudah pengembangan kawasan Fakfak Bituni dan Kaimana,” ujar Bupati Untung Tamsil.

“Apabila pembangunan bandara Bomberai sudah terlaksana dan berjalan akan ada permintaan untuk TNI angkatan udara,” tambahnya.

Selanjutnya, kata Bupati, pemerintah akan terus mendorong pembangunan bandara agar dapat mulai dilaksanakan. Sehingga pembangunan khususnya di Bomberai berkembang.

Selesai kunker rencana pembangunan Bandara Bomberai, Bupati beserta rombongan menuju Dermaga Handak menuju kampung Otoweri.

Tua-tua adat dari perwakilan adat suku Otoweri, suku Wamosan, Suku Irarutu dan pesisir pantai Tapal Batas berdialog dengan Bupati. 

“Kami sebagai anak adat penerus marga leluhur yang kemuka di wilayah gunung Kondai, tepatnya di tanah rata kampung wamosan melaksanakan perjanjian antara tapal batas wilayah pemerintahan yaitu antara leluhur Pemerintah Manokwari dan leluhur pemerintah Fakfak karena tempo dulu Bintuni merupakan pemekaran dari Manokwari,” kata salah satu tua-tua adat.

“Kami mengharapkan agar kita bersatu menjaga dan mempertahankan tapal batas wilayah kami di kabupaten Fakfak. Kami meminta kepada pemerintah, agar segera mendirikan bangunan rumah di atas tapal batas ini, sehingga kami yang mendiami tempat ini akan menjaganya” tambahnya.

Dengan adanya peninjauan lokasi tapal batas Fakfak-Bintuni, Pemda kabupaten Fakfak akan berkomitmen dengan tapal batas ini sebagai komitmen Pemda dengan adat yaitu akan membangun perumahan semi permanen di atas tanah tapal batas.

(Amatus Rahakbauw/SBN)