Dalam kunjungannya, La Nyalla bertemu dengan Perkumpulan Pendekar Pencak Silat Indonesia (P3SI), di rumah salah satu Senator asal Jawa Barat, Eni Sumarni.
Pada kesempatan ini, La Nyalla menjawab keprihatinan para pendekar, mengingat bahwa identitas bangsa mulai hilang oleh banjirnya budaya impor.
Salah satu keresahan para pendekar adalah pencak silat yang mulai ditinggalkan oleh para generasi muda. Minat generasi muda sangat rendah untuk mengembangkan dan melestarikan tradisi lokal tersebut, ementara bela diri asing justru digemari.
"Cara menghancurkan sebuah negara adalah dengan menghancurkan budayanya. Saya sepakat dengan hal ini. Dan inilah persoalan yang harus diselesaikan di tingkat hulu, bukan hilir. Karena, identitas bangsa berkaitan dengan persoalan fundamental arah perjalanan bangsa Indonesia," kata La Nyalla.
Karena itu, lanjut La Nyalla, DPD RI sedang berusaha untuk mendorong Amandemen ke-5, untuk melakukan koreksi sejak Amandemen era Reformasi kemarin.
"Mohon dukungannya dari para pendekar agar perjuangan DPD RI dalam amandemen konstitusi berhasil. Nantinya kita benahi semua permasalahan negeri ini," ujarnya.
La Nyalla juga mengatakan, bahwa bukan hanya pencak silat yang mulai hilang, ada juga penataran P4 yang juga hilang dari sekolah-sekolah.
“Padahal, itu merupakan panduan para generasi muda dalam mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila," katanya lagi.
Habib Ali Alwi senator asal Banten turut berpendapat bahwa dengan segala persoalan krisis yang terjadi, bangsa ini perlu dipimpin oleh pendekar.
"Pendekar itu mempunyai karakter petarung, prinsip kuat dan berani, serta dalam keyakinan penduduk Tanah Sunda, karakter berani itu tak bisa lepas dengan simbol maung atau harimau,” katanya.
"Tak lepas dari keyakinan bahwa Prabu Siliwangi bersalin rupa menjadi harimau, karakter seperti harimau yang diidentifikasi sebagai pemberani inilah yang diperlukan oleh Indonesia ke depan," tambahnya.
Ketua Umum Perkumpulan Pendekar Pencak Silat Indonesia Muhammad Arifin Soleh atau Abah Ipin memang mengeluhkan mulai lunturnya kebudayaan pencak silat.
"Kita sangat prihatin dengan kondisi sekarang, anak-anak muda tinggalkan warisan budaya dan nilai luhur bangsa yang merupakan identitas bangsa kita. Semua tergerus akulturasi budaya. Karena itu kita perlu menumbuh kembangkan warisan dan kearifan lokal ke anak jalanan,” tandas Arifin Soleh.
(R.Daeng Lira/SBN)