Turut hadir dalam upacara tersebut yakni Wakil Bupati Fakfak, Sekda Kabupaten Fakfak, Forkopimda Fakfak, Kepala OPD, ASN Lingkup Pemerintahan, TNI,Polri dan Pelajar.
“Hari ini kita merayakan hari Kesaktian Pancasila. Di hari ini kita sebagai bangsa diberikan kesempatan untuk melakukan refleksi diri,” ujar Untung Tamsil memberi sambutan
“Kita mengenal Pancasila sebagai falsafah negara kita. Ideologi bangsa kita. Kita mengenal Pancasila sebagai akar yang menyambung masa lalu dan masa depan kita bersama.Tapi apa arti Pancasila bagi kita dalam kehidupan sehari-hari? Apa makna dari sila-sila Pancasila bagi seorang pemimpin, seorang pekerja, seorang guru, seorang ibu dan seorang anak?,” tambahnya.
Selanjutnya, Bupati mengatakan, di masa pandemi seperti sekarang, mungkin terasa sulit membayangkan sisi positif dari bencana yang melanda. Karena pandemi ini, secara bersamaan juga mengalami krisis kesehatan, krisis ekonomi, dan krisis pembelajaran. Tetapi, di saat sulit seperti ini, sila-sila Pancasila justru terlihat jelas mendarah daging di masyarakat.
“Kalau kita melihat sekeliling kita dengan lebih peka, kita bisa melihat begitu banyak pahlawan Pancasila yang menyalakan lilin-lilin kemanusiaan di lingkungannya masing-masing. Lilin Pancasila terlihat menyala dalam pengorbanan tenaga medis yang mempertaruhkan nyawanya setiap hari untuk menyelamatkan pasien Covid-19,” ujar Bupati.
Selanjutnya, kepemimpinan di masa krisis, Bupati memaparkan bahwa pemimpin-pemimpin di sektor pemerintahan dan swasta yang mengambil resiko dan bergerak cepat untuk meringankan penderitaan masyarakat. Ribuan pemilik usaha kecil yang mengorbankan labanya agar karyawannya tidak perlu dilepas walaupun pelanggan lenyap.
“Kita melihat pemimpin umat di tempat-tempat ibadah yang menggalangkan dana untuk membantu rakyat yang agamanya berbeda dari dirinya,
Kita melihat lilin Pancasila menyala saat seniman-seniman se-Nusantara dalam kondisi ekonomi terpuruk masih menyelenggarakan pertunjukan seni secara daring untuk mengingatkan rakyat betapa indahnya kebhinekaan Indonesia.
Kita melihat lilin pancasila dinyalakan oleh guru-guru yang mendatangi rumah pelajar di daerah-daerah terpencil agar mereka masih bisa belajar.Kita melihat lilin Pancasila menyala saat orangtua yang setelah seharian mencari nafkah, masih sempat membaca dan bermain dengan anaknya yang kesepian di rumah.
Pada hari ini kita mengingat sejarah kita dan betapa besar pengorbanan nenek moyang kita untuk bangsa ini.Dan kalau kita melihat dengan saksama, kita bisa menyadari bahwa Kesaktian Pancasila terus mendarah daging di generasi kita.”
“Pandemi ini menantang negara kita dan menguji ketangguhan kita sebagai rakyat Indonesia.Pancasila sebagai pusaka negara Indonesia harus menyala di hati kita masing-masing. Dalam setiap perbuatan kecil dan besar yang bisa kita lakukan bagi sesama,” tandas Bupati
(Amatus Rahakbauw/SBN)