Hal tersebut disampaikan saat ia menjadi salah satu pembicara kunci pada Dialog Tingkat Tinggi Tentang Air yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (29/9).
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Siti menjelaskan tentang peran esensial sumber daya air berkelanjutan dalam pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) serta pembangunan keamanan pangan dan energi di Indonesia.
"Indonesia juga mendukung langkah-langkah perundingan dan kerja sama global terkait kelestarian sumber daya air yang sedang berlangsung," ujar Siti dalam pertemuan yang dihadiri pejabat setingkat menteri di bidang lingkungan hidup dan kehutanan serta perwakilan negara-negara anggota G20, berbagai pimpinan entitas PBB dan lembaga internasional serta pemerhati lingkungan tersebut.
Siti juga menyampaikan beberapa capaian signifikan yang telah dilakukan Indonesia seperti instalasi daur ulang air wudhu di Masjid Nasional Istiqlal di Jakarta. Di mana, kapasitas terpasang untuk mengolah air limbah fasilitas tersebut bisa mencapai 96 meter kubik per hari, lebih dari cukup untuk menyediakan air bersih bagi setidaknya delapan ribu jamaah setiap hari.
Capaian lainnya adalah eco-riparian yang berfokus pada pemanfaatan sungai dan danau untuk mengurangi pencemaran limbah domestik melalui pengolahan bersama air limbah rumah tangga sebelum dibuang ke sungai untuk sembilan lokasi di Citarum, Ciliwung, Bengawan Solo dan Danau Toba.
Sumber : Antara
(PTW/Redaksi)