Arya, sapaan akrabnya, selaku owner Depinisi Kopi menjelaskan bahwa biji-biji kopi yang disediakan di sana selain berstandar Nasional, juga merupakan biji kopi dengan standar Internasional.
“Kita bekerja sama dengan petani di Kintamani. Artinya kita mulai, mulai untuk belajar dari sana. Pada awalnya memang, bahkan sampai sekarang masih ambil beans [kopi] dari teman perusahaan yang mengolah biji kopi melalui petani itu; salah satu perusahaan kopi terbesar di Indonesia yang menyuplai beans kepada kita. Jadi standar-standar biji kopi yang kita pakai, bisa dibilang sudah standar Nasional. Meskipun di sisi lain, bisa juga dibilang standar Internasional, karena kopi-kopi yang kita pakai di sini juga disuplai ke coffee-coffee shop di Luar Negeri,” ujarnya saat diwawancarai INBISNIS, Jumat (15/10/21).
Demikian ia juga menjelaskan, kendati dengan biji kopi berbobot premium untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, namun Depinisi Kopi tetap mengedepankan segi kualitas, mutu dan cita rasa yang ditawarkannya kepada pengunjung. Terlihat dari varian kopi sampai proses pembuatannya sehingga Depinisi Kopi berhasil menciptakan menu khas lagi terfavorit.
“Menu favorit di Depinisi Kopi ini adalah Depinisi Es Kopi. Cocok bagi orang yang tidak terlalu suka kopi pahit dan cocok bagi orang yang suka kopi tapi tidak terlalu manis. Karena diracik dengan perpaduan antara kopi, fresh milk dan susu kental manis. Sehingga rasanya balance,” imbuhnya.
Dengan meja bar terbuka, siapa saja dapat menyaksikan secara langsung bagaimana biji-biji kopi tersebut diracik. Artinya, pengunjung mendapatkan pengetahuan baru di sana. Nuansa yang mendukung, lagi arsitektur bergaya industrial, berikut dengan ornamen bercorak Bali, tentu saja tak kalah menarik dengan hidangan tradisional yang ditawarkannya.
“Kalau dari menu tradisional food, jauh lebih menarik: ada tipat cantok, hingga Balinese food seperti bulung boni, yang bahannya berasal dari nelayan setempat. Apalagi bulung boni selalu tumbuh di daerah pesisir. Maka kita beli dari mereka kemudian kita jual lagi. Sehingga terciptalah support system antara kita dengan nelayan setempat. Banyak orang yang ke sini mencari menu itu; bulung boni dengan taste asin, bertekstur seperti rumput laut, hanya saja kenyal seperti boba,” ucap owner Depinisi Kopi itu yang sekaligus berprofesi sebagai Lawyer.
Ia juga menambahkan bahwa terdapat menu tradisional khusus di kala weekend atau akhir pekan untuk menyambut pengunjung.
“Kalau lagi weekend. Kita ada yang namanya special today menu, yakni tipat be. Tipat berarti ketupat, ‘be’ berarti ikan [dalam bahasa Bali]. Jadi ketupat dengan kuah santan, dikasih ikan laut yang dibumbu khas Bali. Kemudian ditambah sayur khas Bali, ‘jeruk’ kalau orang Bali menyebutnya. Menu ini juga paling laris sewaktu weekend, sabtu dan minggu,” pungkasnya.
“Saling bahu-membahu, menjalin kerja sama, membangun support system adalah kata kunci bagi Depinisi Kopi terus berkembang. Berharap pandemi segera berakhir, kondisi kembali normal, namun selalu ada hikmah bagi orang-orang yang mau berusaha lebih,” tutupnya di akhir wawancara dengan INBISNIS.
(HBB/Redaksi)