Sebagaimana dijelaskan Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Qari Saeed Khosty, pengumuman secara resmi dibukanya sekolah untuk perempuan akan disampaikan oleh Kementerian Pendidikan Afganistan.
“Dari pemahaman serta informasi yang saya peroleh. Dalam waktu yang sangat singkat, semua universitas dan sekolah akan dibuka kembali. Semua anak perempuan dan perempuan kembali ke sekolah serta pekerjaan mereka” ungkapnya dilansir Aljazeera (18/10/21).
Dengan dibukanya sekolah, jenjang pendidikan mulai dasar hingga universitas, menandai seluruh akses di mana perempuan maupun laki-laki mendapatkan hak sipil yang setara tanpa memandang karakteristik gender berikut tingkat usia.
Anak perempuan, gadis remaja, perempuan yang telah beranjak dewasa sampai guru perempuan akan memperoleh porsi yang sama di hadapan laki-laki. Terutama perihal pendidikan dan kegiatan publik lainnya.
“Mereka ingin kembali ke sekolah. Mereka ingin melanjutkan studi. Ini juga merupakan salah satu tuntutan masyarakat Internasional agar Taliban melindungi dan menjaga hak-hak anak perempuan dan perempuan untuk pergi ke sekolah dan bekerja” imbuhnya.
Mengingat pekan lalu, desakan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutterres, agar selalu mengedepankan Hak Asasi Manusia di Afganistan dinilai sebuah keharusan bagi Taliban dalam merancang kebijakannya. Bahwa anak perempuan dan perempuan harus menjadi pusat perhatian.
(NMH/SBN)