Pemerintah daerah (Pemda) kabupaten Nagekeo telah Mengeluarkan kebijakan penutupan air di daerah irigasi Mbay, secara khusus di pintu KM 1 Tengah, Mbay kanan, sejak bulan Juni 2021 lalu.
Kebijakan tersebut demi memuluskan proyek rehabilitas saluran di Sekunder II, Pintu air KM 1 Tengah, yang digarap Balai Wilayah Sungai (BWS), Nusa Tenggara II, dengan alokasi anggaran senilai Rp.13 Miliar lebih.
Imbas dari kebijakan pemerintah terkait penutupan air, masyarakat mengalami kewalahan soal ketersedian pangan.
Hal tersebut dipicu oleh langkah penutupan penutupan air yang diambil oleh Pemda Nagekeo, saat ekonomi masyarakat lagi terseok karena dampak pandemi covid-19 dan serangan virus ASF yang menyerang ternak masyarakat.
Situasi itu diperparah oleh gagal panen yang dialami para petani menjelang penutupan air di irigasi Mbay kanan, Pintu air KM 1 Tengah.
Penutupan air direncanakan selama 6 bulan terhitung sejak bulan juni 2021 hingga Desember 2021.
Gabriel Basa, salah satu petani sawah, di pintu air KM 24 Kanan, desa Marapokot, kecamatan Aesesa, yang dijumpai media INBISNIS menuturkan bahwa persedian pangan pada lumbung petani semakin menipis.
Mereka kuatir ketersedian pangan mereka akan habis, sedangkan mereka harus menunggu beberapa bulan lagi, proyek rehabilitasi saluran keluar dan pintu air baru akan dibuka kembali.
Setelah pintu air dibuka mereka harus menunggu minimal 4 bulan agar bisa menuai, kembali hasil panennya.
"Sekarang padi kami tinggal sedikit om. Tidak lama lagi kita beras pakai beli. Ini air kita belum tau kapan bukanya. Kalau bulan 12 buka, berarti kita baru bisa panen (padi) di bulan 4 atau Lima om. Beberapa bulan kedepan ini yang kita susah sudah kalau beras habis." Demikian keluhnya ketika dijumpai media INBISNIS, senin (18/10/2021).
Keterangan Gambar, Potret Salah Satu lokasi Saluran yang di Rehabilitasi oleh BWS Nusa Tenggara II, Wilayah NTT.
(Petrus Fua Betu Tenda/SBN)