Menlu Retno Marsudi juga menjelaskan bahwa November mendatang, Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yakoob akan kembali berkunjung ke Indonesia untuk membahas hal yang sama.
“Kami telah sepakat untuk mendorong koridor perjalanan bagi mereka yang memiliki bisnis penting dari kedua negara. Ini akan menjadi salah satu isu yang dibahas menjelang kunjungan Perdana Menteri Malaysia” ujar Menlu Retno Marsudi dalam siaran persnya (18/10/21).
Sebagai Negara Tetangga, Presiden tentu saja menyambut hangat pejabat Malaysia itu. Kunjungan yang membahas bukan hanya kerja sama antar negara atau hubungan bilateral, melainkan juga berkaitan dengan isu-isu kawasan bahkan global.
“Indonesia dan Malaysia akan dapat terus meningkatkan kerja sama. Tidak saja untuk kepentingan bilateral kita namun juga untuk perdamaian dan kesejahteraan kawasan” tutur Jokowi.
Kendati di sisi lain, menurut data yang ditampilkan The Straits Times (18/10/21), perdagangan bilateral Indonesia dengan Malaysia terhitung dari Januari hingga Agustus tahun 2021 mencapai US$13 miliar (S$17,6 miliar) dan ini naik US$4 miliar atau naik 44 persen dari periode yang sama sejak 2020.
“Meski di tengah pandemi, kita masih bisa meningkatkan perdagangan bilateral. Untuk menjaga momentum dan mendorong pemulihan ekonomi di kedua negara, kami melihat penting untuk memfasilitasi mobilitas pelancong bisnis dengan aman” ungkap Menlu.
Oleh karena itu, pengaturan koridor perjalanan dengan tujuan menjamin pelaku bisnis lintas negara untuk dapat bepergian secara aman, maka kedua negara akan saling memperkenalkan sistem yang selama ini dipakai di mana Indonesia sendiri menggunakan sertifikat vaksin dan aplikasi PeduliLindungi.
Demikian Saifuddin Abdullah juga berharap jika teken pengaturan koridor pejalanan ini nantinya akan bergulir ke kondisi normal.
“Kami akan secara bertahap membuka kembali. Perjalanan dari satu titik ke titik lainnya menuju normal” kata Menlu Malaysia itu.
(NMH/SBN)