Dandim 1803/Fakfak dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian TNI dalam memberikan informasi dan analisa yang konkret dengan melaksanakan pencegahan dini terhadap bahaya laten komunis dan faham radikal yang berpotensi merusak kehidupan berbangsa dan bernegara demi ambisi-ambisi individu atau kelompok tertentu.

Dandim juga menyampaikan bahwa Bahaya laten komunis merupakan ideologi terlarang di NKRI dan pelarangan ini diatur dalam Tap MPRS Nomor 25 tahun 1966, dan meminta kepada anggota TNI untuk meningkatkan kewaspadaan dan mampu melakukan deteksi dini dalam kehidupan bermasyarakat di wilayah binaan para babinsa.

“Perlu kita ingat bahwa sejarah kelam Bangsa Indonesia pernah diwarnai oleh Pengkhianatan yang diprakarsai oleh Partai Komunis (PKI) terhadap Bangsa Indonesia dengan membantai ribuan warga diantaranya Para Ulama dan juga Para Jenderal TNI, untuk itu perlu dijadikan pelajaran dan pemahaman kepada generasi penerus untuk tetap mewaspadai munculnya paham paham tersebut," jelas Dandim.

Lebih lanjut dikatakan Dandim Harus diingat bahwa catatan sejarah bangsa Indonesia ini telah menorehkan berbagai upaya pemaksaan kehendak oleh kelompok komunis dan faham radikal berbasis agama untuk mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi kelompoknya masing-masing.

Untuk itu, Dandim 1803/Fakfak m menekankan kepada para peserta dan seluruh komponen masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam mengantisipasi dengan memberikan sosialisasi sosialisasi kepada masyarakat tentang betapa berbahayanya komunisme dan Paham Radikalisme bagi nilai-nilai luhur persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

“Berbagai upaya dari TNI dan seluruh komponen bangsa sangat diperlukan dalam membantu pengawasan guna mencegah sedini mungkin dan langkah antisipasi agar ajaran komunisme dan paham radikal tidak berkembang dan membahayakan kedaulatan Negara,” Tegas Dandim 1803/Fakfak.

(Amatus Rahakbauw/SBN)