Memperkuat kerja sama sekaligus sebagai tindak lanjut pembicaraan Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson pada beberapa waktu lalu. Di hadapan Menlu Inggris, Presiden Jokowi membahas tiga poin yang menjadi fokus pengembangan ekonomi strategis antar dua negara tersebut.
“Pertama, kerja sama antara London Stock Exchange (LSE) dan Indonesia Stock Exchange (IDX) dalam pembentukan pertukaran pasar karbon (carbon market exchange)” ujar Presiden Jokowi dalam rilisnya (11/11/21).
Kedua, Presiden Jokowi dan Menlu Inggris membahas terkait investasi Indonesia–Inggris dalam pengembangan produksi katode di Inggris untuk memenuhi kebutuhan baterai litium di Inggris dan Eropa.
Ketiga, kerja sama yang lebih erat terkait vaksin dan bioteknologi. Sejauh ini, Indonesia telah berkomunikasi dengan Oxford University untuk mengirimkan lebih banyak pelajar dan peneliti.
Presiden menambahkan, sebab pandemi, maka membangun hubungan terkait vaksin, obat-obatan dan peralatan medis adalah penting.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa Indonesia senang dapat mendukung Inggris menjadi mitra wicara ASEAN. “Saya harap kemitraan ASEAN-Inggris akan memperkuat kerja sama kita, berdasarkan rasa saling menghormati dan saling menguntungkan” ungkapnya.
Dilansir dari siaran pers Pemerintahan Inggris, sebagai negara terbesar keempat di dunia dengan populasi sekitar 272 juta orang, Indonesia juga diperkirakan akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PPP$) lebih dari lima kali lipat sebesar 532 persen antara tahun 2020 dan 2050. Oleh karena itu, Menlu Inggris, Elizabeth Truss melihat Indonesia sebagai mitra utama Global Britain (11/11/21).
“Ikatan yang lebih dalam dengan Indonesia — sebagai negara terbesar keempat di dunia dalam hal populasi dan kekuatan ekonomi saat ini dan masa depan — akan membantu mengamankan masa depan yang sukses bagi Inggris dan memberi hasil bagi rakyat kita” ujar Menlu Truss.
(NMH/Redaksi)